Pernakah Anda merasa menyesal setelah membeli atau menjual produk karena menjual produk terlalu murah atau membeli dengan harga yang kelewat mahal? Proses menawar, keputusan menolak dalam kegiatan jual beli produk merupakan lingkaran dari proses transaksi yang dinamis. Dinamis karena banyak faktor yang memperngaruhi beserta bobot relativitasnya pun tidak sama. Bisa saja pada jenis produk yang sama, dilakukan pihak lain dalam bertransaksi, pada tempat dan waktu berbeda memberikan pengaruh yang tidak sama.
Harga produk tetap menjadi perhatian penting bagi pembeli dan penjual. Umumnya harga digunakan sebagai salah satu indikator keputusan penting dalam bertransaksi. Proses transaksional idealnya mengarah pada terciptanya proposionalitas harga baik bagi pembeli dan penjual. Kondisi proposional yang dimaksud bahwa harga yang dicapai pada skala harga yang tidak terlalu tinggi atau rendah serta mencakup kesesuaian nilai dari suatu produk.
Nilai dari suatu produk merupakan bagian strategis dalam transaksi. Implikasinya langsung terhadap harga, keunikan, keotentikan, manfaat yang ditawarkan penjual dan juga diinginkan pembeli. Memetakan harga suatu produk dengan faktor nilai manfaat merupakan pendekatan lazim dari proses transaksi jual beli yang dikenal dengan pendekataan value proposition. Pendekatan yang memetakan sisi harga pada domain harga, serta relasinya pada seberapa besar manfaat yang diberikan. Aspek nilai produk pun berkontribusi signifikan pada strukur harga dengan formula di bawah ini :
Harga = Biaya + Nilai + Profit
Strategi mengatur besaran elasitas harga bergantung seberapa dinamis vaiabel biaya, nilai dan profit dapat diatur seperti skenario di bawah ini:
– Profit dapat diatur besarannya mengacu pada seberapa besar batas minimal proofit yang harus diperoleh.
– Biaya dapat disesuaikan (ditekan dengan cara pemesanan dalam jumlah besar yang memenuhi kuota minimum.
– Besaran nilai produk diatur berdasarkan pengetahuan yang dikombinasikan dengan kemampuan dan kepekaan pada value proposotion produk.
Kemampuan mengkalkulasi nilai produk tidak lepas pada pengetahuan akan karakteritik produk beserta nilainya. Nilai suatu produk dapat terukur sampai yang bernilai relatif. Contoh nilai produk yang terukur secara universal seperti emas, bahan bakar minyak, hasil tambang dan aneka komoditas lainnya. Nilai produk yang bersifat relatif berdasarkan segmentasinya seperti barang unik, antik, karya seni serta barang bernilai historis lainnya. Variabel besaran nilai produk merupakan representasi dari aspek manfaat, keunikan, keotentikan, momentum serta juga berkaitan dengan aspek ketersediaan dan kebutuhan(supply dan demand).
Kepekaan menaksir nilai suatu produk membantu dalam menentukan kepantasan suatu produk pada kisaran harga tertentu. Gambaran sederhana studi kasus di bawah ini dengan contoh variabel value yang disertakan dan juga diabaikan dalam penuntuan harga.
Seorang nelayan menemukan piring saat menjaring ikan di laut. Piring tersebut ditawarkan di pasar barang bekas dengan harga sebagaimana harga piring bekas lazimnya. Pada saat bersamaan seorang melakukan hobi menyelam, tidak sengaja menemukan piring sejenis di dasar laut. Sesampainya di rumah, diperiksanya piring tersebut sambil berkonsultasi dengan ahli barang antik. Ternyata diketahui piring tersebut merupakan piring antik salah satu peninggalan harta karum armada kapal Tiongkok yang tenggelam pada jaman dinasti Ming. Berbekal informasi sejarah piring tersebut, harga jual yang ditawarkan menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual nelayan sebelumnya. Variabel pengetahuan akan nilai inilah berkontribusi pada perbedaan harga yang ditawarkan untuk piring tersebut.
Produk premium sekalipun tetap menarik untuk dibeli bila menawarkan nilai produk yang istimewa. Menjualnya kembali dengan harga kompetitif tidaklah sulit, sepanjang keistimewaan nilai terjaga, apalagi jika Anda berhasil memberi nilai tambah (value added) istimewa lain pada produk dengan menyasar target market yang tepat.
Kemampuan mengkalkulasi nilai suatu produk berikut struktur biayanya, tentu saja didukung proses pembelajaran (learning by doing) dari waktu ke waktu. Berbekal pengalaman dan kemampuan membedah struktur biaya, nilai produk serta perbandingan harga yang ditawarkan oleh kompetitor, membantu dalam penentuan harga yang pantas dan kompetitif suatu produk. Kemampuan perhitungan yang tepat & realistis untuk kombinasi variabel di atas, berdampak pada kemampuan elastisitas harga suatu produk berkompetisi pada pasar yang makin dinamis. Tentu saja melengkapi aspek kompetitif Anda sebagai pelaku bisnis.
* image credit: renjith krishnan-freedigitalphotos.net
Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.
About the author