Perhelatan Formula 1 memasuki pertengahan musim 2016, konsolidasi terus dilakukan oleh para pembalap setelah menjalani seri-seri awal tahun seperti penyesuaian mesin baru berikut strateginya. Tidak terkecuali pembalap debutan tanah air Rio Haryanto dan yang membedakan dengan pembalap lain, tim manajemen Rio terus berjuang sampai awal Juni ini melunasi komitmen sisa pembayaran separuh dari total 15 juta Euro. Dan jika sisa pembayaran tidak dilakukan maka Rio hanya menjalani separuh musim F1 2016. Tidak sedikit langkah tim manajemen mencari dukungan dan sponsor melalui pemerintah, masyarakat dan pelaku bisnis. Partisipasi dukungan yang diterima pun tidak sedikit, namun Formula 1 tetap lah Formula 1, olah raga mahal seantero jagat, namun memberi kontribusi yang sepadan. Berpartisipasi pada ajang lomba ini, tidak hanya bermodal kemampuan teknis saja, namun diperlukan komitmen mempertaruhkan banyak hal terutama saat perintisan keikutsertaannya. Sudah pasti keluar modal banyak untuk tampil dalam ajang balapan mobil elit ini sebelum menjadikannya model bisnis jangka panjang sang pembalap.
Lalu bagaimana sikap Manor Racing sejauh ini. Sejak pertengahan Mei Manor mulai mempublikasikan Alexander Rossi (reserve driver Manor Racing) pada lini masanya, saat pembalap 24 tahun tersebut memenangkan balapan Indianapolis 500 di Amerika akhir Mei lalu. Apakah ini juga merupakan sinyal tekanan berkaitan tenggat pembayaran komitmen ini?
Tantangan yang tidak ringan ini, bukan hanya tugas tim manajemen Rio. Kita pun terpanggil berpartisipasi, platform CrowdFunding KitaBisa.Com terus menggalang dana, penggalangan dana swadaya lainnya, peran pemerintah (kementerian terkait), BUMN seperti dukungan sponsor Pertamina, peran operator telekomuikasi tanah air juga efektif menggalang dana dalam bentuk sumbangan pulsa. Kita pun perlu belajar bagaimana pihak/negara lain pernah melakukan yang sama.
Rio Haryanto Makes F1 History For Indonesia [sumber: tautan youtube FORMULA 1 ]
Positioning dan Momentum
Melihat positioning dari kacamata bisnis, sosok Rio Haryanto sendiri tidak hanya ‘menjual’ buat market Indonesia, namun juga dapat dimaksimalkan lagi mengingat profil unik Rio Haryanto yang tidak hanya merepresentasikan Indonesia saja, namun Asia dan kawasan Timur Tengah. Profilnya pun representatif sebagai figur kawula muda Asia serta tidak dipungkiri Rio yang juga pembalap muslim pada ajang F1 ini, bisa menjadi magnet penggemar F1 dari Timur Tengah yang mayoritas penduduknya muslim dan negara lainnya. Positioning Rio di atas, berpotensi untuk ditindaklanjuti dalam bentuk kerjasama pelaku bisnis lintas negara ini dapat difasilitasi pemerintah kita lewat kantor perwakilan KBRI/KJRI terkait. Mengingat pada awal pemerintahan Jokowi pun telah menekankan pentingnya diplomat kita juga menjalankan tugas sebagai marketer untuk segala potensi Indonesia.
Keikutsertaan Rio Haryanto dalam Formula 1, membuat semakin banyak publik dalam negeri dan juga semakin intens mengikuti F1 dan Rio pun perlahan menuju figur publik international. Pada beberapa seri F1, fansnya yang tidak hanya dari Indonesia saja mengantri berfoto dan tanda tanganya. Dengan realitas seperti ini, kita harus melihat Rio sebagai sosok yang terus berproses secara proposional. Sama seperti pembalap lainnya, Rio sudah pada jalur yang tepat berproses untuk mencetak prestasi dan menjadi domain internasional yang tentu tidak lepas dari dukungan dari banyak pihak (sponsor). Pada konteks inilah, kita juga butuh dukungan dana sponsor luar negeri juga, momentum saat ini bisa dimanfaatkan dengan repositioning Rio yang juga sebagai Pembalap Asia diajang F1 ini. Pendekatan ini bukan mengaburkan identitas kebangsaannya. Toh melihat figur Rio, publik internasional tahu kalau Rio Haryanto merupakan pembalap pertama Indonesia menorehkan sejarah dalam keikutertaanya dalam Formula 1.
Dukungan sponsor dari manca negara dan dalam negeri bisa dalam bentuk branding berbagai produk. Khusus untuk pengusaha nasional, ini saatnya berkontribusi untuk manfaatkan momentum kesempatan keikutsertaan Rio sebagai duta bangsa di F1. Jika secara kalkulasi bisnis atau nilai anggaran ‘tidak masuk’. Coba lakukan inovasi kerjasama lintas asosiasi pengusaha nasional untuk penggalangan dukungan sponsor. Beberapa produk iklan telah aktif memanfaatkan profil Rio dalam kampanye marketingnya dan tentu juga itu sekalian berkontribusi penting bagi keikutsertaan di Formula1. Jika pihak sponsor lain belum berperan serta karena masih menunggu ‘buah prestasi’ Rio di F1. Perlu diingat, ini Formula 1, untuk masuk ke jajaran ke 23 pembalap F1 pun butuh prestasi dan proses panjang. Sisihkan pola pikir instan bahwa begitu memulai debut di F1 langsung menyodok prestasi di F1. Itu butuh proses, paling tidak beri dukungan agar Rio berkesempatan berkompetisi penuh satu musim F1 2016 ini. Kalau pun ada alasan lain berkaitan, kendala jarak dan waktu dalam rangka kampanye iklan, bukanlah peran serta teknologi akan membantu mengatasi problem tersebut. Simak saja bagaimana contoh pembuatan iklan tvc dengan setting lokasi berbagai negara yang harus dilakoni Lionel Messi yang berdomisili di Barcelona dan Didier Drogba di London pada behind the scene iklan tvc suatu maskapai penerbangan internasional Drogba vs. Messi #EpicFood: Behind the Scenes.
Lepas dari usaha dukungan sponsor di atas jika tidak bisa, setidaknya masih ada peran lain dari pengusaha nasional, yakni berpartisipasi dalam melakukan donasi secara personal dan jika itu dilakukan secara kolektif hasilnya pun akan signifikan.
Di sisi lain bagi pemerintah, momentum ini dapat digunakan untuk memanfaatkan potensi iklan F1 ini untuk kepentingan investasi dan pariwisata Indonesia yang merupakan langkah yang tidak saja strategis namun kritikal. Mengapa demikian? Karena akan lain cerita kalau potensi prestasi anak bangsa ini dimanfaatkan oleh negara lain untuk kepentingan marketing negera tersebut.
Akan kah langkah Rio Haryanto terhenti pada tengah musim F1 2016 ini atau menyelesaikan sampai akhir? Kembali pada partisapasi kita dalam membantu kiprah putra terbaik bangsa ini. Do the best but prepare for the worst. Ayo Kita Bisa. Semangat Rio!
*image credit: J.M. Zacharias
Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.
Ada beberapa hal yang menarik tentang iklan tvc sirup marjan dengan tema ramadhan (tvc bagian ke dua, preview dibawah ini) yang makin masif frekuensinya seminggu lebih menjelang bulan ramadhan di berbagai stasiun tv terutama saat prime time dan slot waktu lain dimana pemirsa masih menyisakan perhatiannya sambil mengerjakan hal lain.
Pada hari pertama puasa kemarin waktu sedang mengantri depan kasir sebuah mini market suatu kawasan perumahan, perhatian saya langsung tersedot pada seorang Bapak yang sedang belanja 1 botol sirup hijau dengan rasa melon seperti tvc yang ditampilkan di atas. Sambil menunggu di belakangnya, mata saya kembali menyapu rak sirup minimarket yang letaknya di rak depan dekat kasir (depan pintu masuk), sirup yang dimaksud hampir ludes (tinggal 2 botol) dibandingkan ‘saudara sekandung’ sirup merah rasa cocopandan/stroberi.
Timbul pertanyaan dalam hati, apakah ini efek iklan yang masif tadi? Rasa penasaran saya menuntun saya melakukan riset kecil-kecilan di media sosial yaitu twitter. Dari hasil penelusuran, viral iklan sirup marjan dengan tema puasa sudah mulai hadir per tanggal 2 April 2015, seperti tampilan di bawah ini:
Kalau iklan sirup marjan udah mulai.banyak muncul di tivi itu tanda bulan puasa akan segara tiba….
— St. Jonggring Salaka (@katuralisme) April 2, 2015
Iklan Monde sama Sarung udah keluar aja ini tinggal nunggu sirup Marjan nih wkwkwk Ramadhan udah deket — B (@kkaivoyez) April 26, 2015
Twit yang pertama kali muncul tanggal 2 April berkaitan dengan iklan sirup marjan bertema puasa. Dari kalimat di atas tersebut: “Kalau iklan sirup marjan udah mulai.banyak muncul di tivi itu tanda bulan puasa akan segara tiba….“. Belum jelas tvc mana yang dimaksud atau twit tersebut sebagai pengingat (pemanasan) menunggu keberadaan iklan puasa sirup marjan yang selama beberapa tahun belakang konsisten menjadi penanda persiapan untuk menyambut bulan ramadan.
Awal Mei [9 Mei 2015] ada twit berkicau mengomentari tvc sirup marjan yang mulai beredar.
Tadi nonton TV dan benar iklan sirup Marjan mulai muncul dgn cerita bersambungnya, pertanda… (w/ Rahma) [pic] — https://t.co/SqWUPbpyaA
— Muh. FadlyAffandy (@FadlyRagent) May 9, 2015
Menariknya iklan tvc sirup marjan dibuat dalam bentuk cerita bersambung, dan pada tvc bagian pertama ini (cuplikan di bawah ini), dibuat sebagai ‘pemanasan’ kehadiran iklan sirup marjan yang secara konsisten hadir menyambut datangnya bulan ramadhan. Pesan yang disampaikan tidak berat, namun sarat pesan visual dengan ciri konteks kegiatan atau aktifitas masyarakat Indonesia sampai lingkup keluarga yang bercengkrama sambil menikmati produk yang dikampanyekan. Dengan kreatif penegasan pesan visual melalui setting tempat, kostum dan dandanan yang kental dengan sosial kemasyarakatan yang berhubungan dengan lanjutan cerita bersambung berikutnya dan dalam hal ini sebelum masuk pada iklan utama (cerita selanjutnya) dengan tema puasa dan berlanjut tema lebaran.
Di tengah maraknya viral yang berhubungan dengan iklan tvc sirup marjan dari para netters (twit2x), saya mencoba mencari akun resmi twitter yang mengelola iklan via channel media sosial. Hanya beberapa akun (sekitar 9 akun) yang menggunakan kombinasi kata/frasa sirup, marjan dan belum ada satupun terlihat sebagai akun representasi dari brand sirup marjan (cmiw). Melihat efek viral dari iklan tvc dan momentumnya yang tepat (dipersepsikan dengan baik oleh konsumen) erat hubungannya momentum bulan Ramadhan, tentu potensi mengelola efek viral dalam bentuk program aktivasi dan kampanye marketing lainnya akan sangat efektif dilakukan dengan peran serta dari tim online marketing dalam hal ini melalui kanal media sosial brand yang bersangkutan dikombinasikan dengan berbagai info yang bisa diakses melalui platform website (portal) mulai dari info produk, program aktifasi serta kampanye above the line (ATL), below the line (BTL), online dan offline campaign. Dari hasil pemantuan website (portal) khusus brand yang dimaksud belum ada, produk beserta infonya (brand yang dimaksud) hanya dikaitkan pada portal perusahaan (produsen/partner pemegang lisensi di Indonesia).
Meninggat brand yang cukup kuat apalagi saat bulan ramadhan selama beberapa tahun belakang ini, me-maintain brand awareness yang sudah top of mind ini, sebaiknya tidak hanya iklan TVC via ATL namun juga dikombinasikan lewat keberadaan via online (media sosial dan website/portal), mengingat modal respon positif viral yang timbul dengan partisipasi para netter lewat komunikasi sosial media yang melekat dengan asosiasi yang kuat keberadaan iklan sirup marjan dengan momentum bulan ramadhan.
Kembali pada potensi viral termasuk yang berpengaruh pada sales lead dan customer engagement dari iklan tvc sirup marjan, saya mencoba memilah-milah hal-hal positif apa saja yang dapat diambil sebagai pelajaran (lesson learned) dari kesuksesan iklan tvc ini, dalam beberapa poin berikut:
1. Konsistensi Dalam pemantauan saya dan eksplorasi melalui Youtube iklan sirup Marjan edisi bulan ramadhan/lebaran yang sempat tersimpan rekaman tvc-nya tercatat sejak 2010. Berlanjut dengan berbagai versi cerita setiap tahunnya (2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015). Konsistensi yang dimaksud kehadiran saat menyambut dan selama ramadhan serta saat lebaran.
2. Produk yg relevan dengan momen spesial. Dalam kesuksesan program marketing tidak hanya pada sisi komunikasi iklannya, relevansi iklannya dengan produk yang tepat sekaligus pas momentumnya pada situasi/momen spesial seperti ramadhan seperti waktu berbuka puasa dan bersilahturahmi saat lebaran. Kalau berbicara tentang produk, tidak lepas dari dukungan distribusi (ketersedian), harga, variasi produk dll. Relevansi dengan momen spesial seperti bulan ramadhan (buka puasa) dan lebaran ini, dengan konsistensi kehadirannya membuat konsumen akrab (menjadikannya sebagai pengingat ‘momen spesial’), apalagi kalau menyentuh sisi-sisi humanisme (emosional) konsumennya.
Waktu enggak kerasa cepet berlalu. udah ada iklan sirup marjan aja. :/ — Ahlusunah Wal Jamaah (@QuoteAhlusunnah) May 21, 2015
“@indrafrais: “@AlexBakhtiar: Iklan Sirup Marjan membuat kita ingat masa-masa perjuangan kita ketika berpuasa.””
— Annabelle (@Araawda) May 23, 2015
3. Penyampaian pesan yang membumi dengan target marketnya. Dengan durasi sekitar 15 detik, komunikasi efektif adalah kunci. Mulai dari kepada siapa (target market) iklan itu kita komunikasikan serta bagaimana konteksnya (waktu/momentum berikut caranya). Cara berkomunikasi dalam iklan tvc berdurasi 15 detik dengan strategi yang direncanakan dengan tepat (relevansinya) lewat tampilan visual (setting tempat, kostum, dandanan karakter/persepsi talent sesuai dengan tema), efek audio membuat otak rileks [siap] menerima pesan serta komunikasi verbal yang sarat makna. Kesemuanya itu memberi efek asosiasi agar ingat pada produk yang dikampanyekan berikut pesan yang disampaikan. Strategi pemilihan setting tema seperti aktifitas/kegiatan sosial masyarakat Indonesia yang menyentuh sampai ke tingkat keluarga, membuat iklan tvc ini dapat diterima sebagai sesuatu realita yang ada diantara ruang lingkup masyarkat sosial konsumennya. Saya menyederhanakannya sebagai pendekatan yang membumi. Dengan beragam tema settingnya, iklan tvc tidak lupa:
-menampilkan/menyertakan bentuk visual produk khususnya untuk produk tangible (baik dalam bentuk botol beserta warna sirupnya sebagai varian produknya) sebagai elemen pengingat konsumen saat belanja di depan rak botol sirup yang juga ada produk kompetitor,
-menegaskan brand [brand awareness] dan tagline [message delivery] seperti (Iklan TVC Sirup Marjan 2015 bagian pertama dan dua )
4. Menimbulkan efek viral kesuksesan iklan selain mampu mempengaruhi sales lead dalam hal ini meningkatkan penjualan (jangka pendek), juga memampukan konsumen untuk mengingat akan produk (brand awareness) baik lewat perbicangan umum (viral) dalam bentuk joke, meme dsb. Seperti beberapa twit di bawah ini: *Sekian dulu tulisan saya, have fun membaca twit-twit dan meme lucu yang beredar media sosial twitter. nb: barusan setelah artikel ini selesai ditulis, sudah ada iklan tvc bagian tiga lho di tv
kalo bensin naik terus,lama2 mobil ogut isi sirup marjan deh nih yang rasa melon.. 😣😣😩😩 [pic] — https://t.co/1GjIxoeCMX — Riska M Samuel (@samuel_riska) May 14, 2015
Pagi-pagi ke indomaret mau beli makanan buat ponakan , pas buka pintu udah banyak pasukan sirup marjan udah bebaris -_-
— #Jomblotology (@Derryshalata) May 25, 2015
Blom puasa aja iklanya dh main bersambung.. Gw curiga, bsok puasa sirup marjan dah punya sinetron sendiri 😀 — -Sakaweda Senajati- (@SXanoxarc) June 5, 2015
Coba diicip. Kl air got nya rasa sirup marjan, brarti kmu uda siap nyambut ramadhan. Gitu. https://t.co/4nu52FdzfP
— Rigiota (@lidwinacyntia) June 6, 2015
Beb ai kamu kenapa??? Napa rambut km jadi kayak sirup marjan rasa melon??? Kamu sih malah putusin aku dan… [pic] — https://t.co/vaOdPTqEli — MutiaAyu (@mutiaembe) June 7, 2015
#GapapaGaJadian masih ada sirup marjan. :v pic.twitter.com/lJFs8m0Mkh
— Meme Comic Indonesia (@MemecomicIG) June 6, 2015
*Keterangan foto artikel[bagian atas]: captured iklan tvc sirup marjan bagian dua
Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.