Talking about speed and momentum, I remember my first experience while still engaged in the development of mobile products of one prominent of cellphone maker Siemens Mobile. Around July 2003, in Indonesia we’ve been doing some testing of SX1 smartphone (pilot samples). SX 1 was the successor of Siemens Mobile first touchscreen by stylus pen SL45 45 (one of Siemens 45 series among the whole Siemens Mobile products at that time ).
The target release of SX1 in Indonesia was around the beginning of 2004, but there was rescheduled. At the same time, February 2004 competitor Nokia has just released the Nokia 6600 smartphone in Indonesia market that playing in the same class with SX1 and marked its presence as the first smartphone gets outstanding response.
Quite could be predictable, its ripple effect to smartphone market momentum at the time. Of course, N6600 smartphone reap large portion of the smartphone market cake that time, while other vendors have not been formally launched mobile phones in its class.
Then couples month later SX1 smartphone was launched a few months later, with retail price of IDR 4.3 million per unit (around USD 480). Inevitably face the N6600 smartphone had a strong foothold in the market and the customer side (top of mind) at retail price that several times down to 3.6 million per unit (around USD 400). Disparities retail price considerably became a dominant factor in the domestic market that time besides another value proposition such quality of products and other factors.
Learning from that experience mentioned above, the speed factor is indeed a significant factor, but this article just focuses on the momentum factor as an important factor in business. Preparing, processing good products in production line with less time consuming would contributing cost significantly, but it was not enough! The main question : Does the product was launched at the right time? This is where momentum plays an important role.
The speed factor should synergize with momentum. More precisely how to set the pace at the right moment. It’s about how to get right timing. It is not easy nor difficult to determine the right moment through the experience. The sensitivity to the momentum it can be honed.
Momentum is itself plays role as important variable that determine:
– Does the process need to be speeded up?
– Or slowed?
– Or already on track (on time)?
Speed is important, as well as timeliness (momentum) as a strategic factor that must be owned and honed capability from time to time.
*This article originally appeared on jmzacharias.com/momentum-produk in bahasa Indonesia.
*image credit: Zuzzuillo-freedigitalphotos.net
——
About the author: JM Zacharias (@jmzacharias) currently works as a business strategist, professional career in the fields of product, sales and marketing more than a decade. His professional career experience in various industries including retail, consumer electronics, information and telecommunications technology both Business to Customer (B2C) and Business to Business (B2B). Having diverse experience in national, multinational companies, and startup; in the areas of technology, marketing and sales management, cross-culture climate among nations in his career portfolio in the Asia Pacific region and Southeast Asia helped him enrich and widen preperspective to continue to learn and share. Communicating ideas and business strategy are some of his activities beside writing article,delivering training and consultancy activities. Detailed information can be viewed on JMZacharias.Com Business Strategy & Technology www.jmzacharias.com. You can also contact him through this link
Ada beberapa hal yang menarik tentang iklan tvc sirup marjan dengan tema ramadhan (tvc bagian ke dua, preview dibawah ini) yang makin masif frekuensinya seminggu lebih menjelang bulan ramadhan di berbagai stasiun tv terutama saat prime time dan slot waktu lain dimana pemirsa masih menyisakan perhatiannya sambil mengerjakan hal lain.
Pada hari pertama puasa kemarin waktu sedang mengantri depan kasir sebuah mini market suatu kawasan perumahan, perhatian saya langsung tersedot pada seorang Bapak yang sedang belanja 1 botol sirup hijau dengan rasa melon seperti tvc yang ditampilkan di atas. Sambil menunggu di belakangnya, mata saya kembali menyapu rak sirup minimarket yang letaknya di rak depan dekat kasir (depan pintu masuk), sirup yang dimaksud hampir ludes (tinggal 2 botol) dibandingkan ‘saudara sekandung’ sirup merah rasa cocopandan/stroberi.
Timbul pertanyaan dalam hati, apakah ini efek iklan yang masif tadi? Rasa penasaran saya menuntun saya melakukan riset kecil-kecilan di media sosial yaitu twitter. Dari hasil penelusuran, viral iklan sirup marjan dengan tema puasa sudah mulai hadir per tanggal 2 April 2015, seperti tampilan di bawah ini:
Kalau iklan sirup marjan udah mulai.banyak muncul di tivi itu tanda bulan puasa akan segara tiba….
— St. Jonggring Salaka (@katuralisme) April 2, 2015
Iklan Monde sama Sarung udah keluar aja ini tinggal nunggu sirup Marjan nih wkwkwk Ramadhan udah deket — B (@kkaivoyez) April 26, 2015
Twit yang pertama kali muncul tanggal 2 April berkaitan dengan iklan sirup marjan bertema puasa. Dari kalimat di atas tersebut: “Kalau iklan sirup marjan udah mulai.banyak muncul di tivi itu tanda bulan puasa akan segara tiba….“. Belum jelas tvc mana yang dimaksud atau twit tersebut sebagai pengingat (pemanasan) menunggu keberadaan iklan puasa sirup marjan yang selama beberapa tahun belakang konsisten menjadi penanda persiapan untuk menyambut bulan ramadan.
Awal Mei [9 Mei 2015] ada twit berkicau mengomentari tvc sirup marjan yang mulai beredar.
Tadi nonton TV dan benar iklan sirup Marjan mulai muncul dgn cerita bersambungnya, pertanda… (w/ Rahma) [pic] — https://t.co/SqWUPbpyaA
— Muh. FadlyAffandy (@FadlyRagent) May 9, 2015
Menariknya iklan tvc sirup marjan dibuat dalam bentuk cerita bersambung, dan pada tvc bagian pertama ini (cuplikan di bawah ini), dibuat sebagai ‘pemanasan’ kehadiran iklan sirup marjan yang secara konsisten hadir menyambut datangnya bulan ramadhan. Pesan yang disampaikan tidak berat, namun sarat pesan visual dengan ciri konteks kegiatan atau aktifitas masyarakat Indonesia sampai lingkup keluarga yang bercengkrama sambil menikmati produk yang dikampanyekan. Dengan kreatif penegasan pesan visual melalui setting tempat, kostum dan dandanan yang kental dengan sosial kemasyarakatan yang berhubungan dengan lanjutan cerita bersambung berikutnya dan dalam hal ini sebelum masuk pada iklan utama (cerita selanjutnya) dengan tema puasa dan berlanjut tema lebaran.
Di tengah maraknya viral yang berhubungan dengan iklan tvc sirup marjan dari para netters (twit2x), saya mencoba mencari akun resmi twitter yang mengelola iklan via channel media sosial. Hanya beberapa akun (sekitar 9 akun) yang menggunakan kombinasi kata/frasa sirup, marjan dan belum ada satupun terlihat sebagai akun representasi dari brand sirup marjan (cmiw). Melihat efek viral dari iklan tvc dan momentumnya yang tepat (dipersepsikan dengan baik oleh konsumen) erat hubungannya momentum bulan Ramadhan, tentu potensi mengelola efek viral dalam bentuk program aktivasi dan kampanye marketing lainnya akan sangat efektif dilakukan dengan peran serta dari tim online marketing dalam hal ini melalui kanal media sosial brand yang bersangkutan dikombinasikan dengan berbagai info yang bisa diakses melalui platform website (portal) mulai dari info produk, program aktifasi serta kampanye above the line (ATL), below the line (BTL), online dan offline campaign. Dari hasil pemantuan website (portal) khusus brand yang dimaksud belum ada, produk beserta infonya (brand yang dimaksud) hanya dikaitkan pada portal perusahaan (produsen/partner pemegang lisensi di Indonesia).
Meninggat brand yang cukup kuat apalagi saat bulan ramadhan selama beberapa tahun belakang ini, me-maintain brand awareness yang sudah top of mind ini, sebaiknya tidak hanya iklan TVC via ATL namun juga dikombinasikan lewat keberadaan via online (media sosial dan website/portal), mengingat modal respon positif viral yang timbul dengan partisipasi para netter lewat komunikasi sosial media yang melekat dengan asosiasi yang kuat keberadaan iklan sirup marjan dengan momentum bulan ramadhan.
Kembali pada potensi viral termasuk yang berpengaruh pada sales lead dan customer engagement dari iklan tvc sirup marjan, saya mencoba memilah-milah hal-hal positif apa saja yang dapat diambil sebagai pelajaran (lesson learned) dari kesuksesan iklan tvc ini, dalam beberapa poin berikut:
1. Konsistensi Dalam pemantauan saya dan eksplorasi melalui Youtube iklan sirup Marjan edisi bulan ramadhan/lebaran yang sempat tersimpan rekaman tvc-nya tercatat sejak 2010. Berlanjut dengan berbagai versi cerita setiap tahunnya (2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015). Konsistensi yang dimaksud kehadiran saat menyambut dan selama ramadhan serta saat lebaran.
2. Produk yg relevan dengan momen spesial. Dalam kesuksesan program marketing tidak hanya pada sisi komunikasi iklannya, relevansi iklannya dengan produk yang tepat sekaligus pas momentumnya pada situasi/momen spesial seperti ramadhan seperti waktu berbuka puasa dan bersilahturahmi saat lebaran. Kalau berbicara tentang produk, tidak lepas dari dukungan distribusi (ketersedian), harga, variasi produk dll. Relevansi dengan momen spesial seperti bulan ramadhan (buka puasa) dan lebaran ini, dengan konsistensi kehadirannya membuat konsumen akrab (menjadikannya sebagai pengingat ‘momen spesial’), apalagi kalau menyentuh sisi-sisi humanisme (emosional) konsumennya.
Waktu enggak kerasa cepet berlalu. udah ada iklan sirup marjan aja. :/ — Ahlusunah Wal Jamaah (@QuoteAhlusunnah) May 21, 2015
“@indrafrais: “@AlexBakhtiar: Iklan Sirup Marjan membuat kita ingat masa-masa perjuangan kita ketika berpuasa.””
— Annabelle (@Araawda) May 23, 2015
3. Penyampaian pesan yang membumi dengan target marketnya. Dengan durasi sekitar 15 detik, komunikasi efektif adalah kunci. Mulai dari kepada siapa (target market) iklan itu kita komunikasikan serta bagaimana konteksnya (waktu/momentum berikut caranya). Cara berkomunikasi dalam iklan tvc berdurasi 15 detik dengan strategi yang direncanakan dengan tepat (relevansinya) lewat tampilan visual (setting tempat, kostum, dandanan karakter/persepsi talent sesuai dengan tema), efek audio membuat otak rileks [siap] menerima pesan serta komunikasi verbal yang sarat makna. Kesemuanya itu memberi efek asosiasi agar ingat pada produk yang dikampanyekan berikut pesan yang disampaikan. Strategi pemilihan setting tema seperti aktifitas/kegiatan sosial masyarakat Indonesia yang menyentuh sampai ke tingkat keluarga, membuat iklan tvc ini dapat diterima sebagai sesuatu realita yang ada diantara ruang lingkup masyarkat sosial konsumennya. Saya menyederhanakannya sebagai pendekatan yang membumi. Dengan beragam tema settingnya, iklan tvc tidak lupa:
-menampilkan/menyertakan bentuk visual produk khususnya untuk produk tangible (baik dalam bentuk botol beserta warna sirupnya sebagai varian produknya) sebagai elemen pengingat konsumen saat belanja di depan rak botol sirup yang juga ada produk kompetitor,
-menegaskan brand [brand awareness] dan tagline [message delivery] seperti (Iklan TVC Sirup Marjan 2015 bagian pertama dan dua )
4. Menimbulkan efek viral kesuksesan iklan selain mampu mempengaruhi sales lead dalam hal ini meningkatkan penjualan (jangka pendek), juga memampukan konsumen untuk mengingat akan produk (brand awareness) baik lewat perbicangan umum (viral) dalam bentuk joke, meme dsb. Seperti beberapa twit di bawah ini: *Sekian dulu tulisan saya, have fun membaca twit-twit dan meme lucu yang beredar media sosial twitter. nb: barusan setelah artikel ini selesai ditulis, sudah ada iklan tvc bagian tiga lho di tv
kalo bensin naik terus,lama2 mobil ogut isi sirup marjan deh nih yang rasa melon.. 😣😣😩😩 [pic] — https://t.co/1GjIxoeCMX — Riska M Samuel (@samuel_riska) May 14, 2015
Pagi-pagi ke indomaret mau beli makanan buat ponakan , pas buka pintu udah banyak pasukan sirup marjan udah bebaris -_-
— #Jomblotology (@Derryshalata) May 25, 2015
Blom puasa aja iklanya dh main bersambung.. Gw curiga, bsok puasa sirup marjan dah punya sinetron sendiri 😀 — -Sakaweda Senajati- (@SXanoxarc) June 5, 2015
Coba diicip. Kl air got nya rasa sirup marjan, brarti kmu uda siap nyambut ramadhan. Gitu. https://t.co/4nu52FdzfP
— Rigiota (@lidwinacyntia) June 6, 2015
Beb ai kamu kenapa??? Napa rambut km jadi kayak sirup marjan rasa melon??? Kamu sih malah putusin aku dan… [pic] — https://t.co/vaOdPTqEli — MutiaAyu (@mutiaembe) June 7, 2015
#GapapaGaJadian masih ada sirup marjan. :v pic.twitter.com/lJFs8m0Mkh
— Meme Comic Indonesia (@MemecomicIG) June 6, 2015
*Keterangan foto artikel[bagian atas]: captured iklan tvc sirup marjan bagian dua
Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.
Berbicara mengenai kecepatan dan momentum , jadi teringat pengalaman dulu saat masih terlibat dalam pengembangan produk ponsel Siemens Mobile. Sekitar bulan Juli 2003, kami sudah melakukan beberapa testing beberapa unit test sample ponsel SX1 (ponsel digadang-gadang menjadi unggulan di kelas smartphone yang akan dilaunch saat itu, setelah kesuksesan kakaknya ponsel dengan pena sentuh SL45 ).
Target rilis SX1 sekitar awal tahun 2004, namun terjadi penjadwalan ulang dalam waktu tidak ditentukan. Pada saat yang bersamaan, Febuari 2004 kompetitor Nokia merilis versi smartphone mereka Nokia 6600 yang bermain di kelas yang sama dengan ponsel Siemens SX1 . Kehadirannya sebagai smartphone pertama mendapat sambuatan luar biasa.
Sudah bisa ditebak, apa efek yang ditimbulkannya dengan momentum ini khususnya di pasar ponsel saat itu, tentu saja ponsel Nokia 6600 meraup porsi besar kue pasar ponsel smartphone saat itu, disaat vendor-vendor lain belum secara resmi meluncurkan ponsel-ponsel sekelasnya.
Lalu apa efek domino selanjutnya? Begini, saat ponsel SX1 diluncurkan beberapa bulan kemudian, dengan bandrol 4,3 juta rupiah per unit. Mau tidak mau berhadapan ponsel Nokia 6600 yang sudah kuat pijakannya di pasar dan sisi pelanggan (top of mind) dengan harga yang sudah beberapa kali turun menjadi 3,6 juta rupiah per unitnya. Disparitas harga yang cukup besar menjadi faktor dominan di pasar domestik terhadap perang produk di pasar disamping kualitas serta faktor-faktor lainnya.
Belajar dari pengalaman tersebut di atas, faktor kecepatan memang merupakan faktor berkontribusi signifikan, namun pada artikel ini menitikberatkan faktor momentum yang juga penting dalam bisnis. Mempersiapkan produk yang baik dengan melakukan segala sesuatu dengan cepat itu baik, namun itu belum cukup ! Pertanyaan yang muncul : Apakah produk tersebut diluncurkan pada saat yang tepat ? Di sinilah momentum memainkan perananan penting.
Faktor kecepatan ini harus bersinergi dengan Momentum! Lebih tepatnya bagiamana bisa mengatur kecepatan dengan peka melihat momentum yang tepat. Bahasa sederhananya dengan melihat timing yang tepat. Memang tidak mudah juga tidak sulit untuk menentukan momentum yang tepat lewat proses pengalaman, kepekaan terhadap momentum itu menjadi terasah.
Momentum itu sendiri merupakan variabel penting yang ikut menentukan :
– Apakah suatu proses harus dipercepat ?
– atau diperlambat ?
– atau sudah tepat waktu ?
Kecepatan itu penting, demikian juga ketepatan waktu (momentum) merupakan faktor strategis yang harus dimiliki dan diasah kemamampuannya oleh pebisnis dari waktu ke waktu.
Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.