Category Archive Produk

Byjmzachariascom

[Formula 448] Pengalaman Konsumen & Film Filosofi Kopi 2: Ben & Jody (2017)

Awal Juli kemarin saya terkaget-kaget kalau Film Filosofi Kopi 2: Ben & Jody (2017) sudah siap diputar perdana per tanggal 13 Juli 2017. Iya, benar-benar terkaget-kaget karena saya tidak menyangka dalam beberapa hari lagi untuk siap-siap menonton filmnya serta menulis pengalaman istemewa dari pembuatan film tersebut. Pengalaman ini istimewa karena meski saya penikmat film karya anak bangsa seperti Filosofi Kopi (2015), tentunya seperti film Indonesia yang baru lainnya termasuk film sekuel dari keberhasilan film Filosofi Kopi yang perdana, namun tidak serta merta menarik perhatian saya untuk menyisihkan waktu jauh-jauh hari untuk menonton kelanjutan film sekuel berikutnya. Namun kali ini beda dengan Film Filosofi Kopi 2 ini, yang membuatnya jadi pengalaman istemewa, ceritanya suatu sore (Sabtu, 7 Januari 2017) sepulang acara temu teman yang baru menikah dan akan pindah ke Sydney Australia, saya sempatkan mampir ke kawasan Blok M untuk ke toko untuk beli kopi bubuk [dalam kemasan] produk nusantara dan rute yang saya lewati termasuk Kedai Filosofi Kopi. Langkah pun terhenti melihat kerumunan diluar kebiasaan sekitar halaman luarnya. Ternyata sedang dilakukan pengambilan gambar [syuting film] untuk beberapa adegan baik sore dan malam hari untuk film terbaru Filosofi Kopi 2. Melihat dari dekat proses pengambilan gambar oleh pekerja film (pemeran dan kru film), bagi orang awam terhadap industri film seperti saya merupakan hal baru dan tentu saja menarik, apalagi latar belakang saya sebagai orang produk sekaligus bisnis yang akrab dengan yang namanya rangkaian proses termasuk input dan output-nya. Tentu melihat rangkaian proses pembuatan adegan film menjadi ketertarikan saya untuk berhenti dan mengamati proses demi proses meski dalam waktu tidak singkat di sana.


Proses syuting di depan kedai Filosofi Kopi Jakarta

Satu hal apresiasi saya bagi kru film Filosofi Kopi 2: Ben & Jody ini, yang beri ruang bagi masyarakat umum untuk menonton dari dekat.

Sesuatu proses yang perlu kerja sama tingkat tinggi, apalagi yang namanya polusi cahaya & suara (noise) seperti suara yang tidak diinginkan masuk terekam terdengar serta awan gelap mengurangi back-up light cahaya luar ruangan di sore hari sehingga akibatkan proses syuting di luar ditunda sementara. Tidak jarang, satu adegan yang sudah bagus harus diulang, karena ada suara klakson motor dalam radius 5-10 meter atau belum lagi jika ada suara dari pengerasa suara (TOA) dari gedung yang ada di dekatnya. Dengan alat recording dengan teknologi tinggi selain beri kejernihan serta kepekaan suara sekaligus bisa merekam sampai suara lainnya termasuk seperti (noise) yang cukup mengganggu tadi. Menariknya para pemeran punya ketahanan tinggi untuk melakukan adegan berulang-ulang dengan hasil tetap prima. Saya jadi teringat ada pemain film terkenal kita (film lain) yang pernah mengatakan biasanya bagi dia ada batasan maksimal 6 take untuk setiap adegan, ini berkaitan totalitasnya dalam berakting termasuk batasan maksimal olah otot wajah-nya untuk berekpresi secara maksimal. Dari sisi ini saja saya sebagai orang awam bisa melihat dan merasakan selesainya suatu adegan (diterima-nya oleh sutradara) yang biasanya kita dengar “Bungkus!” merupakan kerja sama sekaligus kesempurnaan total baik dari pemeran, kru film serta lingkungan sekitarnya yang saling mendukung.


Proses syuting pun berlangsung sampai malam hari

Hal di atas inilah yang jadi katalis metamorfosis saya sebagia konsumen biasa (penikmat film bermutu) selanjutnya berubah menjadi konsumen yang punya ikatan (engaged) dengan suatu karya seperti Film Filosofi Kopi 2: Ben & Jody ini. Sebagaimana artikel ini diunggah pada portal strategi bisnis JMZacharias.Com, tentu penekanan penulisan ini pada aspek bisnis dari suatu produk, kali ini produk film dan proses-prosesnya. Bisa dibilang dengan pengalaman istimewa di atas yang menyentuh hati konsumen biasa, kemudian menjadikan pengalamannya (consumer experience) tidak hanya membuat loyal (engaged) namun juga rela melakukan sesuatu hal dengan tanpa bayar baik menulis blog/artikel atau buat referensi produk ke teman (referral). Ini merupakan lompatan strategi dalam komunikasi bisnis (marketing) yang sangat signifikan dan jarang diterapkan industri film tanah air yang masih hanya mengangandalkan kekuatan produk (mutu film berikut pemeran-pemeran-nya) dalam menjaring penonton dan mendongkrak pendapatannya. Sadar atau tidak, tim Film Filosofi Kopi 2: Ben & Jody, berhasil ‘mencuri hati‘ saya sebagai konsumennya dengan pengalaman di atas sampai ke level consumer engagement. Kisah pengalaman ini bisa jadi kajian berkaitan jalur pijakan arah proses selanjutnya untuk penerapan strategi untuk sampai tahap consumer engagement untuk promosi film-film mendatang. Di beberapa industri berlaku beberapa metode jalur (path) seperti di atas baik model klasik AIDA approach buat consumer perhatian (Awareness), kemudian menjadi tertarik (Interest), selanjutnya memikirkan untuk rencana-rencana keputusan (Decision) and consumer melakukan transaksi (Action). Kalau di bidang industri digital (mobile online) dengan pendekatan AARRR: tahap mendapat pelanggan (Consumer Acquisition), tahapan pelanggan tertarik melakukan inisiasi (Activation), tahap pelanggan loyal (Retention), tahap mengambil pendapatan dari pelanggan (Revenue) dan tahap pelanggan memberi rekomendasi/referensi berkaitan produk dan layananannya (Referral). Tentunya ada ‘banyak jalan ke Roma‘ banyak ragam dan metoda yang cocok dengan situasi dan kondisi masing-masing industri.

Empat Pengalaman Menarik
Kembali pada pengalaman istimewa yang saya alami sebagai konsumen biasa tidak hanya satu pengalaman di atas, ada empat! Saya buat runtutan urutan keempat pengalaman istemewa tersebut secara beruturan waktunya dimulai dari Pengalaman Pertama saat ikut menyaksikan proses syuting beberapa adegan on location. Jelang pemutaran perdana, saat melihat trailer-nya ada salah satu adegan dari pengalaman proses syuting kolase foto di atas.(Pengalaman Kedua).

Kemudian Pengalaman Ketiga, saat menonton film di bioskop khusus yang dekat dengan kedai Filosofi Kopi di tempat saya nonton, ada beli satu tiket berarti ikut berkontribusi memberi satu bibit untuk pentani kopi dan yang menarik lainnya potongan tiket masuk nonton dapat ditukarkan dengan gratis satu cup coffee di Kedai Filosofi Kopi. Saat menukarkan potongan tiket nonton di kedai bertemu pemeran barista di Film Filosofi Kopi 2 (kalah nggak salah pemeran Aldi, sedang melayani di kedai Filosofi Kopi). Seperti biasa dari dulu jika ingin mampir ngopi di kedai Filosofi Kopi selalu penuh dan itu membuat saya menunda untuk ngopi di kedai ini. Entah mengapa sore itu yang selalu cukup ramai, setelah membeli tiket sambil menunggu pemutaran film Filosofi Kopi 2, saya berjalan ke kedai Filosofi Kopi dan coba nekat untuk masuk ke dalamnya. Ternyata masih ada satu kursi yang bisa saya duduki tepat di dekat mesin kopi sisi ujung. Menariknya pada posisi kursi tersebut yang baru saya tahu setelah menonton filmnya dimana ada beberapa adegan (termasuk adegan reviewer yang sibuk menulis dan fot-foto) yang mengambil setting pas tempat duduk tersebut persis dengan yang juga saya lakukan sore itu. Sambil menikmati nikmatnya Cappucino dengan signature yang khas Filosofi Kopi berpadu dengan gula merah (brown sugar) dengan beberapa jepretan foto pengalaman hari itu.


Kolase foto menikmati kopi di sore hari dengan 1 tiket nonton= 1 kopi gratis + 1 bibit kopi untuk petani

Pengalamana menarik lainnya (Pengalaman Keempat), saat setelah buburan pertunjukan film, terlihat ada kerumunan di dekat pintu masuk bioskop ternyata ada pemeran Ben yang juga produser film ini (Chicko Jericho) yang sedang diliput berbagai program tv berikut orang yang menunggu antri berfoto selfie atau sekadar foto dari jauh (seperti yang saya lakukan). Ternyata pemeran Ben ini akan nonton bareng bersama tim dan penonton Film Filosofi Kopi 2. Sesaat wawancara dan foto-foto selesai, mereka bergegas masuk ke theater 2 dan saya sempatkan menyela langkah Chicko Jerikho untuk mengatakan bahwa Film Filosofi Kopi 2 bagus dan menginspirasi! saya akan buat review-nya. Sesudah itu saat saya akan beringsut pergi, Chicho menahan langkah saya, sambil mengatakan ingin mendengar kesan saya terhadap film tersebut dengan diliput kamera-kamera tv yang bersamanya, saya sempat menolak ajakan tersebut (untuk diliput kamera tv) dengan kembali mengatakan nanti saja lewat review yang saya tulis. Namun berhubung Chickho sudah memberitahukan para pekerja program tv (cameraman) untuk mengaktifkan kamera tv dan lampu sorot lalu dengan tanpa persiapan (mendadak) pun saya memberi kesan terhadap film yang baru saja saya nonton yang diliput beberapa program tv. Saya pun memberi komentar kesan singkat dimana saya menggarisbawahi film ini memberi pesan pesan inspiratif tentang keberagaman produk kopi nusantara, kekayaan seni dan budaya (kearifan lokal) menjadi hal penting terutama pd peristiwa akhir2x ini, untuk kita tetap menjaga persatuan ditengah keberagaman (perbedaan) yang ada.

Pesan Inspiratif
Meski di awal, saya sudah tekankan artikel ini hanya fokus pada bagiamana efektifitas hubungan dengan konsumen yang menjadi strategi domain bisnis industri film, lewat sharing pengalaman-pengalaman di atas. Namun, setelah menyaksikan film tentu ada pesan inspiratif yang layak dibagikan sekaligus sebagai referal untuk penikmat film untuk menonton film ini. Ada empat hal yang menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia dan internasional untuk mengenal Indonesia dari keberagaman dan potensi-potensinya seperti lewat Film Filosofi Kopi 2 : Ben & Jody yang menunjukkan

1. Gambaran kehidupan riil memulai bisnis startup (menjadi entreprener) baik dalam suka,duka dan tantangan hidupnya.
2. Visualisasi aneka ragam kopi nusantra dengan pesona daerah beserta kearifan lokalnya dan budaya termasuk kuliner, seni tradisional yang berhubungan keberagaman kebudayaan daerah dll.
3. Hubungan antar manusia dalam bisnis dan cinta dalam frame keberagaman latar belakang suku, agama dan ras yang dibingkai dalam satu kesatuan.
4. Film ini sebagai platform dalam membungkus beberapa adegan dengan narasi musik (sound-track based movie) dengan penampilan genre-genre musik dan lagu yang berbeda sekaligus memperkenalkan yang baru dan potensial lainnya, seperti yang diaminkan sutradara Angga Dwimas Sasongko dan music director Glenn Fredly pada video di bawah ini

Di luar empat hal itu, kalau dilihat dari sisi teknis sebagai karya film, tentu banyak hal yang perlu diapresiasi. Namun pada tulisan ini karena dari awal sudah fokus pada aspek non-teknis film sebagai suatu karya seni, saya takutkan kalau membahas sisi teknis, tidak cukup ruang untuk membahasnya dalam artikel ini sehingga tidak bisa menyeluruh atau tuntas dari sisi produk review (teknis produk/karya yang ditawarkan). Biasanya untuk review produk film saya bahas dalam artikel tersendiri seperti artikel untuk review film lain yang pernah saya bahas seperti contoh karya film sebagai product review berikut film ditinjau dari aspek bisnis karena memang pas ada kesempatan untuk meng-cover-nya secara mendalam).

Dari pengalaman nonton film bersama, beruntungnya saya yg hari itu datang selain sebagai konsumen yang engaged, namun juga jalankan kapasitas saya sebagai reviewer produk bisnis dalam hal ini karya film namun hanya secara garis besar saja seperti yang saya uraikan sebelumnya di atas. Ada satu hal yang cukup ‘menggoda’ di kala punya kesempatan mendengar respon penonton, itu adalah sesuatu! Saya pun mendapatkan ‘harta karun‘, duduk bersebelahan dengan gadis bersama teman-temannya yang sibuk mengomentari setiap penampilan visual film ini (mulai dari sisi busana, kecantikan pemain, pelengkap busana seperti sepatu dll), komunikasi verbal dialog yang memancing tawa serta bagaimana penonton sebelah saya ini tak henti-hentinga tanggap merespon hal-hal tadi sebagai bagian alur cara berpikir kritisnya sebagai seorang penonton dan sudah cukup membuatnya teraduk-aduk dalam ketegangan yang tak terduga berikut romatisme dan emosi dengan suasana kesal dan kocak dalam drama yang tidak terduga juga. Tampilan sajian khas lokal di suatu daerah pun menjadi bahan diskusinya mulai dari jarak suatu tempat lengkap (relativitas jauh/dekat) juga yang lainnya seperti berbagai alasan yang cukup scientis seperti dampak komposisi arang (masih ada hubungangannya dengan kopi, cukup ya … kalau digambarkan lebih jauh jadi spoiler he2x … kalau penasaran seperti apa adegannya di film silakan menuju bioskop terdekat mumpung film ini sedang ramai diputar dimana-mana).
Lepas dari salah satu potret penonton tersebut, saya teringat definisi film bagus/bermutu (meski banyak versi/definisinya), yakni film yang setelah selesai ditonton bahkan setelah penonton pulang pun, masih masih mengundang diskusi panjang dan menjadi omongan banyak kalangan yang sekarang kita kenal istilahnya menjadi viral. Hal itu menjadi tiket [baca biaya] gratis kegiatan marketing terutama jika efek gelombangnya akan membesar sendiri tanpa perlu usaha (efforts) entah dalam bentuk referal atau diskusi melalui review, forum, koran/majalah, tv dab internet dsb apalagi kemudian menjadi pijakan inspiratif sekaligus historis perjalanan waktu era teknik suatu karya film pada masanya.

Progres eksekusi strategi bisnis Film Filosofi Kopi 2
Kembali bicara tentang eksekusi strategi [komunikasi] bisnis yang dilakukan oleh tim Film Filosofi Kopi 2 saat ini menurut saya yang paling muktahir pendekatan [komunikasi] bisnis-nya dibanding dari film-film nasional sebelumnya. Termasuk saat fase dimulai penggarapan cerita film ini pun digarap dengan partisipasi konsumen (penggemar film Filosofi Kopi), termasuk dimasukkannya program satu tiket yang dibeli penonton sekaligus berkontribusi pada satu bibit yang disumbangkan pada petani kopi (bentuk engagement konsumen dalam bentuk partisipasi kegiatan pemberdayaan petani kopi sekaligus industri kopi (agrobisnis pada umumnya).
Belum lagi tahap awareness sebelum pemutaran perdana sudah di’bombardir‘ dengan film-film pendek (Filosofi Kopi 5 series, belum lagi yang di-adjust untuk para sponsor yang dekat dengan kehidupan konsumennya dan sangat menginspirasi dll).
Di sisi lain ada masukan/saran saya, seperti film nasional yang sudah-sudah, dimana geberan kegiatan promosi diawal-awal memang dirasa sangat signifikan untuk genjot jumlah penonton di hari-hari awal pemutaran film. Namun kadang melempem, saat mendapat sambutan penonton yang luar biasa via media sosial, respon penonton tersebut tidak diolah dengan baik untuk strategi consumer experience, consumer engagement atau bahan dokumentasi untuk format lain seperti buku sekaligus evaluasi dan olah data quality of experience dari konsumen yang terdokumentasi untuk keperluan masa depan. Saya pun merasakan hal ini sehingga sebagai apresiasi terhadap respon penonton seperti saya untuk film terdahulu (film lain), berinsiatif mendokumentasi respon dan apresiasi penonton terhadap suatu film dengan mengkategorikannya berdasarkan tema evaluasi atau kesan penonton seperti pada contoh dokumentasi respon penonton film di twitter.

Film tematik seperti Film Filosofi Kopi ini sudah bisa jadi platform komunikasi marketing dari kegiatan bisnis Filosofi Kopi serta pesan inspirasi lainnya termasuk memberdayakan potensi2x nusantara. Kedai Filosofi kopi pun bisa seperti ikon tempat yang dalam waktu panjang bisa menjadi artefak seumur hidup seperti suatu tempat di Tunisia yang merupakan lokasi pembuat film Star Wars (Tunisia), dan suatu daerah di Old Tucson, Arizona AS sebagai lokasi pembuatan film Wild Wild West (Old Tucson, Arizona Amerika Serikat). Jadi Kedai Filosofi Kopi juga bisa dikembangkan selain fungsi sebagai kedai kopi, juga menyambung kenangan akan film Filosofi Kopi bila dalam kurun sepuluh tahun ini akan diakhiri serialnya (tidak diproduksi lagi) entah dlm berakhir bentuk trilogi, tertralogi dll. Kemudian mungkin dalam kurun waktu dua puluh tahun setelah itu dibuat edisi film remake seperti Film Warkop DKI Reborn (2016).
Dengan mengambil setting lokasi kedai Filosofi Kopi, selain bisa jadi ikon kota (Jakarta dan Yogyakarta) kota dimana kedai Filsofi Kopi yg pertama dan yang kedua telah dibuka … bahkan sebagaia ikon Indonesia di mata penikmati film dan kopi internasional. Oleh karena itu perlu peran serta dukungan kementerian pariwisata, badan ekonomi kreatif, badan penananaman modal dan instansi pemerintah serta juga peran swastan dan masyarakat, film ini juga mengingat film seperti ini menjadi jendela potensi ekonomi kreatif industri kopi tanah air.

Penutup
Formula 448 yang saya tulis pada judul di atas hanyalah perlambangan 4+4=8 dimana angka empat pertama sebagai contoh empat pengalaman konsumen yang bisa dibuat pola strategi untuk mendapatkan pengalaman konsumen (consumer experience) dengan empat pesan inspiratif yang diterima saya sebagai konsumen dari film ini. Dan jika digabungkan menjadi suatu kesempurnaan dalam keseimbangan antara eksekusi strategi bisnis dan produk hiburan, inspirasi dan pengetahuan/wawasan dimana dilambangkan sebagai bentuk angka delapan (8) yang mendekati bentuk sangat proporsional dalam keseimbangan struktur bentuk angkanya. Dalam bahasa sederhananya keseimbangan dalam artian sangat berimbang/proposional atau dengan kata lain pas.
Pada akhirnya kalau berbicara tentang bisnis, termasuk bisnis industri film juga, bicara bisnis antar manusia, bisnis yang menyentuh hati! Maju Terus Perfilman Indonesia.

*Credit image: JM Zacharias (Gambar Bercerita by IG: @jmzacharias)

Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman  di perusahaan multinasional, nasional  serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi .  Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.

Byjmzachariascom

Tren Teknologi Informasi dan Peluang Bisnis Tahun 2017

Perkembangan Teknologi Informasi penunjang bisnis sekaligus peluang bisnis di tahun 2017 sudah banyak dibahas di beberapa diskusi, forum atau pun artikel bisnis internasional dalam bulan terakhir sebelum berakhirnya tahun 2016. Memang tidak terlalu berbeda dengan dengan tren teknologi informasi di tahun 2016, mengingat tren teknologi baru tersebut masih dalam tahap awal implementasi (lihat artikel JM Zacharias 2016 ‘Tren Teknologi Informasi dan Peluang Bisnis Tahun 2016‘, namun yang menjadi penekanannya di tahun 2017 adanya waktu kesiapan infrastruktur yang dapat mengkolaborasikan beberapa tren tersebut yang dapat di-kustomisasi dalam menyelesaikan permasalahan sekaligus pencapaian tujuan (goal) bisnis. Memang dari beberapa tren teknologi yang sudah dimulai sebelumnya, namun ada penekanan pada tren 2017 pada Artificial Intellegence (AI), Analytics, Internet of Things (IoT) dan Big Data.

Dalam penulisan tren teknologi dan peluang bisnis tahun 2017, saya akan lebih menguraikan bagaimana tren-tren tersebut dapat dikolaborasikan berdasarkan value dari masing-masing teknologi dilengkapi dengan contoh penerapannya. Kita mulai dari sisi hulu sampai hilir, atau bisa dianologikan dibahas dalam bentuk tahapan-tahapan dari komputasi seperti I/O (InputProcessingOutPut) dalam skala besar. Untuk mempermudah, bisa diambil contoh implementasi dari tren-tren teknologi dalam skala yang besar agar mudah kita gunakan penerapannya dalam industri asuransi mobil. Penarapan dari teknologi di atas dapat membantu perusahaan asuransi mobil untuk dapat memantau dan memprediksi beberapa data yang diperoleh lewat alat pintar yang dipasang pada mobil (IoT). Data ini yang dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan untuk evaluasi pemberian asuransi ke depan. Mari kita break-down bagaimana tren-tren teknologi di atas dapat digunakan untuk membantu dalam lintas industri di masa mendatang, dimulai dari hilir ke hulu.

Internet of Things (IoT)

Alat-alat dalam kemasan kecil pun membuat IoT yang mempunyai kemampuan melakukan sensoring (menerima input), melakukan processing serta mengirimkan output merupakan perangkat yang ringkas sekaligus pintar mulai diimplementasikan dalam berbagai bidang baik dari sisi tracking (yang digunakan dalam tranportasi, alarm dan sensor (yang biasa digunakan untuk tujuan keamanan baik di perumahan, kantor atau kendaraan), measuring dan data statistik (untuk keperluan kesehatan, transportasi), remote machine (komunikasi untuk kendali dan monitor mesin, dan akses informasi dari jarak jauh yang bisa digunakan untuk monitor jaringan listrik, gas, rumah tangga dll dari jarak jauh, pelaporan stok vending machine seperti minuman secara real time. Seperti video berikut ini yang menunjukkan solusi komprehensif teknologi IoT mulai di rumah tangga, kendaraan dan kantor, tempat umum dll.

Big Data

Big Data merupakan teknologi yang memungkinkan mengumpulkan serta mengolah berbagai data dalam jumlah besar sekaligus. Kemampuannya menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dalam mengumpulkan , memilah dan memilih (grouping dan filtering) sampai kehandalannya dalam memproses dan menyajikannya dalam sistem yang komprehensif dalam mendukung kegiatan operasional dan pengambilan keputusan secara cepat. Big Data yang dikirimkan dari alat-alat di lapangan termasuk dari perangkat IoT, merupakan data input, yang kemudian dipilah dan dipilih berdasarkan tujuan dari pengolahan data. Singkatnya Big Data menjadi teknologi terdepan dalam mengintegrasikan berbagai sumber data yang ada.

Masih terkait dengan implementasi teknologi Big Data ini seperti contoh pada industri asuransi, berbadai sumber data yang bisa diintegrasikan berkat teknologi Big Data seperti data kendaraan yang ada di database satuan lalu lintas , data kondisi kendaraan saat jalan (dimonitor dan dikirim via alat IoT yang dipasang di mobil), data diri pemegang polis asuransi yang ada di database perusahaan asuransi. Tentunya semakin lengkap data-data yang terkait dan dibutuhkan dalam pengambilan eputusan seperti evaluasi saat muncul klaim asuransi kecelakaan atau evaluasi perpanjangan asuransi. Parameter data yang penting yang bisa digunakan untuk evaluasi asuransi di masa mendatang seperti rekamanan pola berkendaraan, seperti kecepatan, percepatan/perlambatan (perubahan kecepatan mobil dalam satuan waktu (detik atau menit), termasuk dari data sensoring terhadap suhu mesin, data jarak antar mobil dalam kecepatan tinggi yg sangat beresiko sepert ini. Implementasi ini, selain sangat bermanfaat sebagaiamana contoh di atas untuk keperluan asuransi, tentu bisa diguna pada lingkup bisnis lain seperti pada industri perbankan kartu kredit dalam menganalisa transaksi dan rekam jejak transaksi serta pembayaran nasabah. Di sisi lain Big Data dapat diimplementasikan pada lintas industri seperti contoh video berikut ini Big Data pada industri retail yang meningkatkan tingkat customer experience (tingkat pengalaman pelanggan)

Analytics dan Artificial Intelligence (AI)

Setelah sisi input data dapat dibantu dengan teknologi IoT dan Big Data, tahapan penting berikutnya adalah teknologinya analytics-nya. Jika sebelumnya untuk analisa data, campur tangan manusia dalam analisa cukup besar. Namun seiring dengan digitalisasi di segala aspek, untuk analisa pun dapat dilakukan dengan aplikasi Analytics dengan keunggulan dalam analisa banyak data (dalam jumlah besar sekalipun) serta diproses dalam jangka waktu singkat, serta autonomous (bekerja otomotasi tanpa campur tangan manusia). Selain keunggulan analytics dari sisi analisa berdasarkan data yang ada, dilengkapi juga dengan teknologi Artificial Intelligence.

Artificial Intelligence, yang merupakan teknologi berbasis kecerdasan buatan yang dikembangkan mengadopsi metode kecerdasan otak manusia yang mampu melakukan prediksi untuk hal-hal yang kemungkinan terjadi. Kemampuan otak kita akan semakin meningkat seiring semakin banyak input baru yang masuk ke otak kemudian saling berkorelasi dengan input relevan sebelumnya. Semakin intensif otak bekerja, semakin kompleks hal yang bisa dipecahkan otak, semakin meningkat kemampuan otak. Hal ini juga berlaku pada Artificial Intelligence, apalagi teknologi IoT, Big Data, Analytics memberikan data input AI semakin maju dan komprehensif.Masih sehubungan contoh solusi pada industri asuransi, penerapan Artificial Intelligence dengan bantuan data input dari IoT, Analytics, Big Data sehingga memungkian Artificial Intelligence untuk memprediksi pola berkendara, pola klaim kecelakaan, transaksi pembayaran di mendatang.

Melihat perkembangannya Artificial Intelligence dan dampak yang ditimbulkannya, menarik mencermati adanya kekekhawatiran Artificial Intelligence mengambil porsi white chollar worker (pekerja krah putih) seperti berita yang cukup mengangetkan di awal 2017, ada lebih dari 30 karyawan sebuah perusahaan asuransi di Jepang di-PHK dan perannya digantikan oleh Artificial Inteligence analis keuangan dsb.

Pada dekade sebelumnya fungsi otomasi robot lah yang ‘menggantikan’ peran operator pabrik AI ambil alih porsi blue collar (pekerja’krah’biru) di pabrik dgn otomasi robot. Kembali pada kekhawatiran Artificial Intelligence mengambil alih peran kaum pekerja profesional (pekerja kantor) seperti analis dll juga contoh sebelumnya di atas. Bagi saya, kita perlu melihat dalam perspektif yang lebih luas yakni Artificial Intelligence dengan kemampuannya menyelesaikan masalah komplek dalam waktu lebih singkat, itu didukung dengan hal atau data teknis, dalam hal ini yg terkait dengan data-data yang diperlukan sebagai input saja, kemudian diproses, berprikir, memprediksi pola, gejala, tren yang bisa membantu dalam memberi pandangan masa depan (insight) terkait juga permasalahan-permasalahannya.

Namun penerapannya, tidak serta merta 100 persen bisa diterapkan dan menggantikan peran manusia (otak manusia). Terlebih jika kita melihat dalam penerapannya untuk mengikutsertakan intuisi yang berkaitan dengan hal yang sangat dipengaruhi oleh subyektifitas misal segala sesuatu berkaitan dengan pengalaman dan nilai-nilai kultur yang beragam berikut dengan latar belakang yang berbeda-beda, latar belakang pendidikan yg menjadi latar belakang pendekatan intuisinya. Misal dalam rekrutmen tidak melulu berkiatan teknis, namun aspek intuisi rekcuiter juga mainkan perannan penting. Intuisi makin diasah karena jam terbang/pengalaman seseorang hadapi atau memimpin berbagai latar belakang anak buah dsb. Dimana subyektifitas atau kadar bobot intuitas masing2x orang berbeda (tidak seragam, setiap manusia alias beragam lain hal nya dengan mesin atau robot).Berikut ini video contoh lain penerapan Artificial Inteligence pada gerai tanpa kasir Amazon Go

Teknologi Lain

Teknologi lain yang meski tidak benar-benar baru namun implementasinya terus berkembang untuk diadopsi terutama dalam bisnis di tahah air seperti:

Cloud Computing
Cloud Computing memberi opsi baru model bisnis dalam memanfaatkan aplikasi/perangkat lunak dalam bentuk penyewaan suatu layanan (service) tanpa harus memasukannya komponen biaya dalam struktur biaya modal (capex). Yang artinya kita tidak perlu memiliki peralatan atau aplikasi yang secara fisik harus tersedia di kantor, sepanjang dapat menggunakannya dalam bentuk menyewa layanan cloud computing dalam jaringan dengan penyedia jasa. Dengan kemajuan teknologi ini memungkinkan implementasinya mendukung berkembangknya model bisnis era Sharing Economy.

3D Printing
Khusus untuk cetak 3 dimensi ini, adopsi teknologi perangkat cetak 3 dimensi (portable 3D-printer) mulai masuk di Indonesia sejak tahun 2016. Jika mesin uap yang menjadi motor revolusi industri untuk menghasikan produk massal, saya mengilustrasikan peran Portable 3D Printer ini menjadi motor revolusi industri kustomisasi yang dapat dilaksanakan siapa saja dengan pemodalan tidak sebesar modal pabrik seperti pengadaan mesin. Dalam implementasinya bisa dalam bermacam tujauan, mulai dari menghasilkan produk dalam bentuk cetakan 3 D, serta juga telah menjadi solusi astronot diluar angkasa saat membutuhkan perkakas dengan printer di stasiun ruang angkasa dengan bantuan contoh model alat yang tersedia di bumi. Contoh lainnya desain kue (cake) dalam bentuk yang rumit sekalipun yang dihasikan tanpa batasan jumlah minimum dengan portable 3D printer. Hal ini lah yang membuka pintu berkembangnya bisnis kustomisasi cetak 3 dimensi ini dalam jumlah satu-an sekalipun. Sebuah lompatan besar, setelah satu abad kejayaan revolusi industri dengan keterbatasan kustomisasi serta jumlah produk pun harus diproduksi secara massal untuk mencapai efisiensi keekonomiaannya. Berikut contoh 3D Printing yang mampu mengerjakan prototipe replika manusia dalam bentuk icon figure

Augmented Reality
Teknologi Augmented Reality yang merupakan terobosan dibanding pendahulunya Virtual Reality, dimana tidak saja menghasilkan pandangan 3 Dimensi, namun juga menyediakan data visual yang lebih terintigrasikan. Adaopsi teknologi ini dapat dimanfaatkan seperti visual guide (tourism), visual training termasuk pada industri hiburan dsb seperti yang bisa kita lihat pada video di bawah ini

Biometric
Biometric telah lama dikenal sebagai indentitas yang unik dari manusia seperti retina mata, finger print, suara, bentuk wajah. Pemanfaatanya sebelumnya hanya untuk pencocokan indentitas pelaku kejahatan atau korban kecelakaan dengan identitas elektronik finger print yang tersimpan di basis data (database). Namun dalam perkembangannya implementasi dapat dimanfaatkan pada identifikasi wajah (face recognition) diantara kerumunan massa, dan juga indentifikasi customer saat masuk ke toko retail yang terhubung dengan database yang menampilkan preferensi belanja customer tersebut sehingga bisa cepat dibantu berkaitan preferensi belanjanya sebagaimana yang ditunjukan pada video di bawah ini

Konversi Energi
Isu lingkungan terus menjadi isu sentral ditengah bumi terus hadapai perusakan hutan, penggunaan energi tidak ramah lingkungan. Penggunaan daur ulang menjadi bahan produk merupakan solusi yang telah lama dan menjadi penggerak bisnis. Di lain pihak bisnis yang meletakan platform operasional bisnisnya yang mendukung ramah lingkungan yang sedang in dan terus berkembang berkaitan dengan segala hal dari lini bisnis yang menghadirkan solusi lingkungan. Salah satunya mengurangi penggunaan energi tak terbarukan dengan energi terbarukan (Renewable Energy) dengan menghasilkan bisnis yang menghasilkan solusi penyuplai listrik dengan energi matahari, energi angin, geothermal. Namun jika ini sudah lazim untuk solusi dalam jumlah energi skalan besar (customer besar). Pada tahun 2017, solusi penyedian energi terbarukan ini menyasar pelanggan skala kecil (rumah tangga/perorangan) dengan model bisnis power grid untuk perumahan seperti terlihat pada video bawah ini.

Mobil listrik dan Mobil Tanpa Pengemudi (Driverless Car)
Kalau pada dekade sebelumnya robot sebagai perangkat serba otomatis membantu dan juga ‘mengganti’ sumber daya manusia di beberapa jalur produksi industri manufaktur. Kemudian diikuti anjungan mandiri (tanpa awak) yang melayani konsumen seperti ATM, Anjungan Mandiri untuk menjual produk seperti minuman dalam kemasan (Vending Machine), kemudian pada tahun-tahun mendatang akan terus diramiakan kesiapan teknologi dan infrastruktur dari mobil listrik dan juga mobil tanpa pengemudi. Tesla mempelopori mobil listrik dan terus memimpin era mobil listrik, dimana sebelumya Toyota telah meluncurkan mobil hybrid sebagai jembatan menmuju ke transportasi masal berbasis energi listrik.

Google dan beberapa vendor mobil baik Tesla, Mercedes, Honda, Hyundai bahkan Aple, Uber dan Baidu pun turut serta menggarap mobil tanpa pengemudi yang terus diujicoba dan masih belum menunjukkan titik cerah sebagai solusi kendaraan masal masa depan. Namun setidaknya pengembangan kendaraan tanpa pengemudi massal ini tetap berrguna dalam pemanfaatan operasional pada medan yang khusus, berbahaya, jauh atau sulit dijangkau manusia serta seperti bandara, di daerah perang (penjinak ranjau, combat vehicle, alat pendeteksi dan penjinak ranjau), kenderaan misi di planet Mars dll. Berikut ini contoh gambaran uji coba mobil tanpa pengemudi dengan penjelasan proses kerjanya

Kembali melihat tren perkembangan teknologi yang membantu bisnis berikut peluang-peluangnya, kita juga harus melihat ada dua hal yang kadang tidak terlalu diperhatikan oleh pelaku bisnis baik provider dan consumernya seperti:

Pertama, perkembangan alat pembayaran dan yang tidak kalah pentingnya faktor security transaksi bisnis dalam arti yang lebih luas. Jika bicara bisnis tidak lepas dari alat pembayaran, dimana di saat perkembangan pesat teknologi problemnya solusi pembayaran tidak dalam satu protokol … alat pembayaran online terus dikembangkan ke dalam beragam opsi alat pembayaran online, mulainya agak lebih dalam satu platform yang diterima luas seperti PayPal, BitCoin namun kemudian ekositem eCommerce pun kembangkan alat pembayaran khusus yang menyatu dengan platform yang ada seperti Apple Pay, Ali Pay dll.

Kedua yang menjadi konsern adalah keamanan dalam bertransaksi. Dalam hal ini pertumbuhan transaksi bisnis pribadi akhir-akhir ini. Tidak pelak, perhatian ini berkaitan dengan keamanan bertransaksi beserta ekses yang dapat ditimbulkan pun bisa menjadi domain bisnis security yang sebelumnya menjadi domain klien enterprise untuk kemudian menawarkan peluang klien pribadi yang concern dengan keamanan dalam bertransaksi seperti figur publik dll, yang bisa menjadi peluang bisnis seperti bisnis konsultasi dan jasa dukungan sekuriti online.

Dengan melihat perkembangan teknologi di tahun 2017 dengan cermat diharapkan membantu dalam melihat potensi teknologi masa depan tersebut dalam kaitannya untuk menunjang bisnis atau bahkan memulai unit bisnis baru dengan opsi-opsi teknologi yang tepat.

*image credit: zirconicusso,freedigitalphotos.net

Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.

Byjmzachariascom

One More Thing … MacWorld and Apple Live Event !

Being a sort of convention, the beginning of September marked as such official event of Apple latest products . Talk about the event and Apple products,it can’t be separated from the figure of Steve Jobs. Both of Apple product innovations and also Jobs communication style that has wowed at every annual event MacWorld. All the movements of Jobs body language or objects used during has meaning as well as strengthening message. Still remember about how Steve Jobs how use a small pocket of his trousers (his blue jeans) to show iPod Nano (describing how small, handy and put even small and tight kantung celana).


“This the new iPod Nano. It’s breathtaking. You wouldn’t believe it, until you hold it in your hands!” Job said (2005).

And also use a large brown envelope while removing MacBook Air to show how thin the product. Not only the product innovation, good communication to convince people. But how Steve Jobs played his role to lead the whole process in good harmony and best delivery in that event.


“This is it! This is the new MacBook Air. And you get a feel how thin it is!” Jobs said. (MacWorld 2008)

After the death of Jobs, as Apple’s latest product announcement event in 2014 been held, my attention was directed to the company under Tim Cook’s leadership.
As Steve Jobs present at MacWorld with suprise, surprise and his mantara One More Thing. The event 2014 didn’t give memorable surprised eventhough relesead with Apple Watch and its feature. Not bad, the special credit at that event the first ever covered a fairly revolutionary at that time, Live Twitter!
While waiting for this big event in September 7th 2016 will be held in couple hours, I attach previous my article related the coverage Apple event (September 2014) and translated in english as below

The event held on Tuesday, September 9th 2014 Pacific Time, I wait for the update big event of Apple product launch via twitter, online media and occasionally through international cable tv network. While the update tweet by tweet including from twit Dick Costolo CEO Twitter informing live tweet. during this event

TwitterCostolo_Apple_live

Around Flint Center Cupertino area since dawn some members of the media (journalist, tv crew ) have been ready. Then proceed with some tweet with photos of the attendees on venue and seats almost full. And this finger ready to hit the refresh button to see the latest update. While waiting, the phone leaned on couch, then looking forward the tv news update.

 906 934 Apple Live Sep9th 2014

Phone screen display changes automatically show last tweet with blue dots marked in the top left corner complete with figures showing the number tweet who has not seen yet. Immediately, attention focused on the mobile screen, looks like being there (in Flint Center) keeping attention the presentation of Tim Cook and his team of presenters, and live tweet from one of attendee the BBC journalist Stephen Fry.

1129 1134 Apple Live Sep9th 2014

1205 Apple Live Sep9th 2014

By this new breakthrough, anyone from anywhere connected to the internet can watching this event. Also new buzz is definitely a wow effect during the event, strengthen customer engagement and channelling of Apple products customer and else following Apple’s new product information and at the end enlarge possibility to hard-selling.

One year before this event, for iPhone 5S and iPhone 5C, I wrote article highlighted the iPhone 5C that predicted accessing to the youth segment by offering complete with colorful casing. The important question, whether the effectiveness of strategy to enter low cost market. It’s quite interesting to be observed from that Apple event, comparing what Steve Jobs’s done that always giving some sorts of product or innovation feature with wow effect each MacWorld event. This Apple event last year also has nothing special (no wow moment) so far just innovative approach of iPhone 5C’s casing colors that can be replaced offered by Apple right after Steve Jobs’s death.

Through the communication style definitely different comparing with Steve Jobs’s style, Tim Cook has to do more efforts to make keep the center of attention of tech product innovation still around Apple family products and him as CEO Apple. The challenges become stronger from his rivals such Jeff Bezos with his style stunningly announced Amazon Fire Phone or the ‘Apple of the East’ phone Xiaomi with its CEO Lei Jun’s who indeed an admirer of Steve Jobs and shown in style when presentationing.
Tim Cook and his staff released product not without great surprised [probably because of previous news mainly already covering the trend wearable] but revolutionary step on features and technology to give competitive leaps compared to other competitors.

1208 1210 Apple Live Sep9th 2014

It supported with Apple products positioning that optimizes flexibility in making a breakthrough with the premium iPhone price ceilings which are not many competitors focus only in this segment.

By putting advanced features, systems with high quality of the application and prime quality material as smartphone attributes leads to high prices included in the premium phone category.

In product features session, Tim Cook moved to the back stage and still exist via live tweet:

1237 Apple Live Sep9th 2014

Beside product portfolio in smartphone (iPhone 6 and iPhone 6 Plus), Apple also entering new segment being as Internet transaction payment solutions provider with the launch of Apple Pay. Of course, it changing the landscape of online payment networks including Pay Pal transaction which has long been a partner of the Apple Store (iTunes, etc.)..

1248 1248 Apple Live Sep9th 2014

As we know about Steve Jobs’s communication style in stage,also wrapped with attendees feeling such curiosity. thing and waiting for other surprises, Tim Cook also closed the end of the presentation Apple Pay and iPhone series 6 with interrupted briefly before ending the presentation while saying this Steve Jobs’s mantra One More Thing

1258 0100 Apple Live Sep9th 2014

0115 Apple Live Sep9th 2014

0131 0134 Apple Live Sep9th 2014

Making curious and keep upcoming product secrecy (high level of confidentiality*) as part of Jobs special expertise. That’s why people enthusiastically waiting and looking forward what next Apple product and annual event (MacWorld) and Steve Jobs as central figure. *Read a few stories of him in book: ‘Inside Apple: How America’s Most Admired— and Secretive—Company Really Works by Adam Lashinsky

Tim Cook who with strong background in the field of distribution, can managed to tackle problems/challenges and some doubts about the future of Apple after the death of a charismatic figure Steve Jobs. His actions such revitalization in the retail by recruiting former CEO of Burberry and watch designers signifies Apple’s entry in wearble technology that is clearly entry fashion industry. As ‘New Entrant’ on Porter Force where this new player (Apple Watch) challenging watch industries and forcing to get in on the era of the Internet connection (wearble technology).

New Apple products and services breakthrough such Apple’s Apple Watch, Apple Pay (see without ‘i’ in front of the product/brand name) and various size products iPhone and iPad also mark a new era after Jobs passed away, by welcoming a 7-inch tablet [iPad mini 7 inch].

During interesting session (product exposure ), another surprise: U2 on stage!

0148 0150 Apple Live Sep9th 2014

The Flint Center suddenly full beat-beat of U2 songs marked the release of U2’s new album “Song of Innocence”. As shown in the monitor Apple Live September, the new album is part of a promo Apple (iTunes store) and it claimed to have been downloaded exceeds half a billion consumers.

0152 0155 Apple Live Sep9th 2014

The U2 performing ended up by Tim Cook join on stage then invited attendees to visit the exhibition to try and feel the Apple products including giving chance for journalist taking some product shoots.

0201 0204 Apple Live Sep9th 2014

0247 0249 Apple Live Sep9th 2014

0249 0315 Apple Live Sep9th 2014

Apple Live Page finally signed off series of events of Apple product and solutions. The Apple Live through Twitter Live also becoming an Apple’s approach breakthrough to leveraging its social media channels, stay connected and maintain relationships with consumers.

*image: Apple Live September 2014

About the author: JM Zacharias (@jmzacharias) currently works as a business strategist, professional career in the fields of product, sales and marketing more than a decade. His professional career experience in various industries including retail, consumer electronics, information and telecommunications technology both Business to Customer (B2C) and Business to Business (B2B). Having diverse experience in national, multinational companies, and startup; in the areas of technology, marketing and sales management, cross-culture climate among nations in his career portfolio in the Asia Pacific region and Southeast Asia helped him enrich and widen preperspective to continue to learn and share. Communicating ideas and business strategy are some of his activities beside writing article,delivering training and consultancy activities. Detailed information can be viewed on JMZacharias.Com Business Strategy & Technology www.jmzacharias.com. You can also contact him through this link

Byjmzachariascom

[ Product Review ] Film Rudy Habibie (Habibie & Ainun 2)

Saya berkesempatan menonton pemutaran perdana film Rudy Habibie. Menulis review film ini bukannya tanpa alasan, selain satu minggu sebelumnya saya menulis artikel tentang Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie serta kali ini berkaitan dengan film Rudy Habibie ini saya menulisnya dalam bingkai film review sebagai product review sehingga bisa hadir pada portal ini. Review film pada alenia berikutnya tidak membahas cerita dengan maksud menghindari spoiler, namun lebih pada unsur-unsur , teknik bagian-bagian dari film yg membuat cerita terinspirasi dari kisah (inspired by true story) ini menjadi hidup dan layak ditonton. Dan review ini dibuat dari sudut pandang pribadi sebagai penonton sebagaimana layaknya user dalam hubungannya dengan produk dalam hal ini film, yang tidak hanya baik dari sisi kualitas saja namun juga bagiamana aspek dalam menyentuh sisi user experience-nya.

Adegan dibuka langsung menaikan tensi ketegangan. Surprise! Seru! Menarik penonton untuk langsung fokus sejak menit pertama dan digarap dengan bagus diluar dugaan saya dan saya tidak bisa mengatakan pada setting apa adegan tersebut. Pengalaman saya (menyaksikan adegan pertama pembuka film) yang surprise ini mirip dengan pengalaman membaca buku The Astronout Wives Club kisah istri astonot yang juga pilot pesawat tempur, tensi ketegangan bahkan sudah muncul di halaman 1. Ini bukan hanya bicara tentang menaruh adegan menegangkan sebagai pembuka, namun yang lebih penting untuk dilihat bagaimana menggarapnya sekaligus mengkontruksikan alur naik turunnya emosi, ketegangan dll secara keseluruhan. Itu yang menarik dari film Rudy Habibie ini.

Kekuatan dari dari film Rudy Habibie ini, tidak terpaku pada kekuatan dialog saja, namun berpadu dengan ekspresi tanpa dialog yang didukung dengan rentetan adegan sebelumnya serta setting lokasi dan musik. Musik mengisi rongga saat suasana terbangun baik melalaui dialog, ekspresi dipadu dengan sudut pengambilan gambar yang bergerak dinamis yang memperkuat dari pesan yang ingin disampaikan pada penonton. Visual penonton dimanjakan komposisi set yang ada, juga tata gerak (koreografi) serta dengan fashion yang digunakan para pemeran dan yang menarik perhatian saya fashion mode eropa dari Illona, saya sampai mencatat kombinasi warna baret, syal, mantel dan blus untuk beberapa adegan. Selain setting lokasi, komposisi dan sudut pengambilan gambar, sisi properti pun mampu membawa suasana ke masa lampau dengan setting di Jerman. Keren! Apalagi saya baru tahu kemudian ada beberapa setting lokasi Jerman yang dibuat di Yogyakarta, Indonesia.
Film ini digarap detail sejak menit pertama dan berkesinambungan sampai pada menit terakhir. Mengapa saya katakan detail dan berkesinambungan, teknik kamera dalam mengambil fokus spot obyek khusus seperti kitab suci Al Qur’an, apel yang sudah digigit sedikit dll ini menjadi asosiasi sekaligus jembatan yang menghubungkan dengan adegan sebelumnya/berikutnya. Iya, tadi saya katakan obyek tersebut sebagai asosiasi karena penggambarannya visual tanpa dukungan dialog verbal namun mudah ‘nancep’ di benak penonton untuk menyambung (sebagai jembatan) untuk menjaga alur kesatuan pesan dari beberapa adegan lainnya. Saya sempat mengingat frekuensi spot khusus pada obyek buku dan Al Qur’an, apel yang sudah digigit sedikit masing-masing dua kali dalam waktu berbeda-beda. Bersumber dari cerita masa kecil dan masa muda Habibie yang ditulis pada buku Rudy Rudy-Kisah Masa Muda Sang Visioner, membuat film ini harus mampu untuk membawa keseruan dan pesan dari buku itu dalam sebuah panggung audi visual besar namun dengan kendala waktu. Alur cerita dibagi adegan-adegan yang berkorelasi meski tidak harus pada runtutan adegean yang berurutan. Di sisi inilah penulisan skenario ditulis dengan detail untuk menciptakan benang merah hubungan antar adegan yang tidak berurutan tersebut, seperti dua adegan pertemuan Rudy dengan Romo Mangun, beberapa adegan berkaitan dengan kopi serta batik yang ditampilkan secara smooth.
Teknik spot visual pada obyek khusus dan beberapa tokoh peran yang menemani alur cerita tidak bisa seratus persen dituangkan semua, namun kemunculannya pada adegan memberi tanda (marking) pada keseluruhan cerita dan sudah cukup membantu untuk mendapat konstruksi kisah dengan proporsional. Kalau mau mendapat gambaran secara lebih utuh, membaca buku Rudy-Kisah Masa Muda Sang Visioner menjadi opsi selanjutnya.

Kekuatan dialog pun terpancar dari pemilihan frasa kata dan ritme pengucapannya dalam beberapa kalimat yang bisa menjadi inspirasi, renungan yang sekaligus bisa mengaduk-aduk emosi baik sedih, gembira, kocak, takut, tegang, berpikir keras – semua jadi satu membantu peralihan dari satu adegan tegang, kocak, kemudian mejadi tegang dengan pola yang bervariasi. Menarik sekaligus membuat mengikuti film berdurasi 142 menit tanpa ada perasaan bosan. Perasaan semua campur aduk dalam suatu frame waktu tertentu, kalau diibaratkan seperti naik roller coaster seru semua jadi satu!
Bicara pada kekuatan dialog tidak lepas juga, ungkapan dan frasa spontan yang menjadi penanda kekuatan di masing-masing karakter. Sebagaimana film biasanya, setiap peran mempunyai karakternya masing-masing dan sudah pasti berbeda atau unik. Menariknya yang mendapat perhatian saya, ada satu peran dengan karakter yang lucu, namun pada adegan lainnya karakter tersebut bisa menjadi sangat serius dalam setting konflik. Ini menarik, dalam arti dinamika perubahan pembawaannya ada namun tidak sampai merusak potret karakternya.

Perpindahan adegan dengan setting lokasi yang berbeda-beda (setting lokasi saat masa kecil di Pare-Pare, Gorontalo, Bandung dan masa kuliah saat di Jerman), dilakukan smooth sehingga meski dalam waktu cepat penonton bisa dibawa terbang kembali melalui ‘terowongan waktu’menuju setting antar waktu tersebut, namun tidak memutuskan konteks cerita dari adegan utama pada waktu tersebut. Penonton dibawa ke adegan pada setting waktu lain untuk memperkuat pesan yang ingin diberikan pada adegan utama tertentu. Pada film ini selain seperti yang saya katakana sebelumnya disusun detail juga cermat dalam melihat pada adegan-adegan mana, penguatan frasa tertentu yang menjadi ispirasi utama dari kisah ini. Ilustrasi musik film ini bak layer/lapisan lembut namun kuat bingkai suasana happy, tegang, sedih dll.

Setting lokasi dan adegan pada film ini sungguh komplit mulai dari yang berbubungan dengan alam desa, perang, nilai dan suasana kekeluargaan dan sosial kemasyarakatan, serta pemandangan alam di negeri yang jauh, Jerman lengkap dengan geografisnya yang sangat berbeda (sub-tropis, salju), sosial kemasyarakatan, profesional kerja, perjuangan terhadap tantangan , kehidupan pendidikan, romantika, pergerakan pelajar di Eropa berikut kebhinekaan dalam bingkai nasionaliems sampai pada persinggungan toleransi bergama dalam konteks hormat menghormati dalam menjalankan ibadah. Berikut trailer Film Rudy Habibie (sumber: MD Pictures)


trailer Film Rudy Habibie (sumber: MD Pictures via youtube.com)

Kebetulan sebelum menonton film Rudy Habibie, saya sudah membaca buku Rudy-Kisah Masa Muda Sang Visioner juga sehingga saya tahu betul frame-frame utama yang menjadi platform cerita ini. Biasanya untuk film-film yang diangkat dari buku/novel,muncul keraguan akan kemungkinan cerita diangkat ke layar lebar gagal untuk menyamai kesuksesan (ekspetasi) pembaca buku/novel edisi cetaknya. Keraguan itu wajar karena keterbatasan waktu dan ruang dalam memfasilitasi semua stake holder (pemangku kepentingan) dalam memproduksi film. Khusus untuk Film Rudy Habibie berbeda dan unik. Fenomena membandingkan film dengan buku/novel yang menjadi sumber cerita, tidak berlaku dalam Film Rudy Habibie dan Buku Rudy-Kisah Masa Muda Sang Visioner. Mengapa? Karena film Rudi Habibie dan buku Rudy-Kisah Masa Muda Sang Visioner sama-sama punya keunggulannya masing-masing. Ke dua entitas ini (film dan buku) bisa saling melengkapi (komplementer). Itu relasi yang paling tepat menggambarkan film Rudy Habibie dan buku Rudy-Kisah Masa Muda Sang Visioner.
Sehingga dalam kondisi apapun ke dua hasil karya ini bisa dinikmati, baik sebagai karya yang berdiri sendiri maupun sebagai karya yang saling komplementer dan dapat dinikmati dengan urutan proses berbeda-beda. Bisa membaca versi bukunya dulu, baru menonton filmnya atau kebalikannya. Dengan demikian bagi yang belum membaca buku Rudy-Kisah Masa Muda Sang Visioner, bisa langsung nonton film Rudy Habibie. Kemudian kalau ada hal yang ingin diketahui lebih jauh bisa membaca buku Rudy-Kisah Masa Muda Sang Visioner. Bagi yang sudah baca buku Rudy-Kisah Masa Muda Sang Visioner, jika nonton film Habibie akan mendapat sesuatu yang baru dari kisah Rudy Habibie tersebut. Bahkan kalau belum ketemu, bisa kembali membaca bukunya atau menonton kembali filmnya. Itu yang saya sebut saling melengkapi (komplementer). Satu hal lain yang perlu digarisbawahi film Rudy Habibie ini merupakan ‘inspiredby true story’ dan buku Rudy-Kisah Masa Muda Sang Visioner based on true story. Lepas dari itu, salah satu indikator lain dari kesuksesan film, setelah selesai menonton masih meninggalkan rasa ingin tahu tentang suatu hal dari film itu dan itu bisa mendorong adanya diskusi atau percakapan yang nantinya menjadi Word-of-Mouth dan bila medianya internet sperti lewat blog dan media sosial membuat pembahasan berkaitan film ini menjadi viral.

Film Rudy Habibie ini kaya dan berdimensi luas, menceritakan kisah dengan inpirasinya. Tidak itu saja, film Rudy Habibie ini juga memberi nilai pelajaran sekaligus pengalaman yang bagi generasi muda. Satu lagi, untuk setiap film yang keren dan memberi kesan mendalam, saya selalu ingat pada adegan tertentu yang jadi ikon/signature dari film itu di benak saya seperti salah satunya adegan di stasiun itu.
Begitu film berakhir, khusus untuk karya film yang bagus, saya selalu duduk dan melihat siapa-siapa pendukung film sampai akhir sekaligus sebagai wujud apresiasi atas peran mereka (kru film). Di saat penonton sudah banyak meninggalkan theater, menariknya, setelah itu ada adegan pemeran utama berlari (durasi sekitar 60-90 detik), kontan ada 2 orang penonton bioskop yang sedang menuruni anak tangga theater berhenti di sebelah tepat dimana saya masih duduk! Jadi waktu itu tinggal 3 orang penonton yang masih setia mengamati apa yang ditampilkan setelah nama kru pendukung ditampilkan. Rupanya ada kejutan sedikit info tentang rencana ke depan. Seperti apa? Makanya nonton sampai habis ya 🙂

*image credit: foto saat menunggu sebelum masuk menonton Film Rudy Habibie

Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.

Byjmzachariascom

Menjaga Asa Duta Bangsa

Perhelatan Formula 1 memasuki pertengahan musim 2016, konsolidasi terus dilakukan oleh para pembalap setelah menjalani seri-seri awal tahun seperti penyesuaian mesin baru berikut strateginya. Tidak terkecuali pembalap debutan tanah air Rio Haryanto dan yang membedakan dengan pembalap lain, tim manajemen Rio terus berjuang sampai awal Juni ini melunasi komitmen sisa pembayaran separuh dari total 15 juta Euro. Dan jika sisa pembayaran tidak dilakukan maka Rio hanya menjalani separuh musim F1 2016. Tidak sedikit langkah tim manajemen mencari dukungan dan sponsor melalui pemerintah, masyarakat dan pelaku bisnis. Partisipasi dukungan yang diterima pun tidak sedikit, namun Formula 1 tetap lah Formula 1, olah raga mahal seantero jagat, namun memberi kontribusi yang sepadan. Berpartisipasi pada ajang lomba ini, tidak hanya bermodal kemampuan teknis saja, namun diperlukan komitmen mempertaruhkan banyak hal terutama saat perintisan keikutsertaannya. Sudah pasti keluar modal banyak untuk tampil dalam ajang balapan mobil elit ini sebelum menjadikannya model bisnis jangka panjang sang pembalap.
Lalu bagaimana sikap Manor Racing sejauh ini. Sejak pertengahan Mei Manor mulai mempublikasikan Alexander Rossi (reserve driver Manor Racing) pada lini masanya, saat pembalap 24 tahun tersebut memenangkan balapan Indianapolis 500 di Amerika akhir Mei lalu. Apakah ini juga merupakan sinyal tekanan berkaitan tenggat pembayaran komitmen ini?
Tantangan yang tidak ringan ini, bukan hanya tugas tim manajemen Rio. Kita pun terpanggil berpartisipasi, platform CrowdFunding KitaBisa.Com terus menggalang dana, penggalangan dana swadaya lainnya, peran pemerintah (kementerian terkait), BUMN seperti dukungan sponsor Pertamina, peran operator telekomuikasi tanah air juga efektif menggalang dana dalam bentuk sumbangan pulsa. Kita pun perlu belajar bagaimana pihak/negara lain pernah melakukan yang sama.

Rio Haryanto Makes F1 History For Indonesia [sumber: tautan youtube FORMULA 1 ]

Positioning dan Momentum
Melihat positioning dari kacamata bisnis, sosok Rio Haryanto sendiri tidak hanya ‘menjual’ buat market Indonesia, namun juga dapat dimaksimalkan lagi mengingat profil unik Rio Haryanto yang tidak hanya merepresentasikan Indonesia saja, namun Asia dan kawasan Timur Tengah. Profilnya pun representatif sebagai figur kawula muda Asia serta tidak dipungkiri Rio yang juga pembalap muslim pada ajang F1 ini, bisa menjadi magnet penggemar F1 dari Timur Tengah yang mayoritas penduduknya muslim dan negara lainnya. Positioning Rio di atas, berpotensi untuk ditindaklanjuti dalam bentuk kerjasama pelaku bisnis lintas negara ini dapat difasilitasi pemerintah kita lewat kantor perwakilan KBRI/KJRI terkait. Mengingat pada awal pemerintahan Jokowi pun telah menekankan pentingnya diplomat kita juga menjalankan tugas sebagai marketer untuk segala potensi Indonesia.

Keikutsertaan Rio Haryanto dalam Formula 1, membuat semakin banyak publik dalam negeri dan juga semakin intens mengikuti F1 dan Rio pun perlahan menuju figur publik international. Pada beberapa seri F1, fansnya yang tidak hanya dari Indonesia saja mengantri berfoto dan tanda tanganya. Dengan realitas seperti ini, kita harus melihat Rio sebagai sosok yang terus berproses secara proposional. Sama seperti pembalap lainnya, Rio sudah pada jalur yang tepat berproses untuk mencetak prestasi dan menjadi domain internasional yang tentu tidak lepas dari dukungan dari banyak pihak (sponsor). Pada konteks inilah, kita juga butuh dukungan dana sponsor luar negeri juga, momentum saat ini bisa dimanfaatkan dengan repositioning Rio yang juga sebagai Pembalap Asia diajang F1 ini. Pendekatan ini bukan mengaburkan identitas kebangsaannya. Toh melihat figur Rio, publik internasional tahu kalau Rio Haryanto merupakan pembalap pertama Indonesia menorehkan sejarah dalam keikutertaanya dalam Formula 1.

Dukungan sponsor dari manca negara dan dalam negeri bisa dalam bentuk branding berbagai produk. Khusus untuk pengusaha nasional, ini saatnya berkontribusi untuk manfaatkan momentum kesempatan keikutsertaan Rio sebagai duta bangsa di F1. Jika secara kalkulasi bisnis atau nilai anggaran ‘tidak masuk’. Coba lakukan inovasi kerjasama lintas asosiasi pengusaha nasional untuk penggalangan dukungan sponsor. Beberapa produk iklan telah aktif memanfaatkan profil Rio dalam kampanye marketingnya dan tentu juga itu sekalian berkontribusi penting bagi keikutsertaan di Formula1. Jika pihak sponsor lain belum berperan serta karena masih menunggu ‘buah prestasi’ Rio di F1. Perlu diingat, ini Formula 1, untuk masuk ke jajaran ke 23 pembalap F1 pun butuh prestasi dan proses panjang. Sisihkan pola pikir instan bahwa begitu memulai debut di F1 langsung menyodok prestasi di F1. Itu butuh proses, paling tidak beri dukungan agar Rio berkesempatan berkompetisi penuh satu musim F1 2016 ini. Kalau pun ada alasan lain berkaitan, kendala jarak dan waktu dalam rangka kampanye iklan, bukanlah peran serta teknologi akan membantu mengatasi problem tersebut. Simak saja bagaimana contoh pembuatan iklan tvc dengan setting lokasi berbagai negara yang harus dilakoni Lionel Messi yang berdomisili di Barcelona dan Didier Drogba di London pada behind the scene iklan tvc suatu maskapai penerbangan internasional Drogba vs. Messi #EpicFood: Behind the Scenes.

Lepas dari usaha dukungan sponsor di atas jika tidak bisa, setidaknya masih ada peran lain dari pengusaha nasional, yakni berpartisipasi dalam melakukan donasi secara personal dan jika itu dilakukan secara kolektif hasilnya pun akan signifikan.
Di sisi lain bagi pemerintah, momentum ini dapat digunakan untuk memanfaatkan potensi iklan F1 ini untuk kepentingan investasi dan pariwisata Indonesia yang merupakan langkah yang tidak saja strategis namun kritikal. Mengapa demikian? Karena akan lain cerita kalau potensi prestasi anak bangsa ini dimanfaatkan oleh negara lain untuk kepentingan marketing negera tersebut.

Akan kah langkah Rio Haryanto terhenti pada tengah musim F1 2016 ini atau menyelesaikan sampai akhir? Kembali pada partisapasi kita dalam membantu kiprah putra terbaik bangsa ini. Do the best but prepare for the worst. Ayo Kita Bisa. Semangat Rio!

*image credit: J.M. Zacharias

Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.

Byjmzachariascom

Filosofi #SSJB

Sore-sore di akhir pekan, aktifitas santai pun bisa dilakukan seperti nyruput kalau nggak kopi tubruk ya teh hijau hangat. Selain santai menenangkan pikiran, saya usahakan sambil baca buku. Sambil menyelam (sambil santai) minum air (aliran informasi/pengetahuan). Tentu saja efek dari membaca ini, terjadi ‘ledakan inspirasi’, hubungan singkat antara informasi/pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah tersimpan di otak. Bahasa keren-nya terjadi re-route assossiation, terbentuknya simpul-simpul asosiasi baru antar sinapsis di otak, hal ini lah yang membuat pengetahuan menjadi tambah ‘nglotok’, sangat membantu untuk memperkuat memori terhadap hal tertentu termasuk dalam pengembailan keputusan strategis yang menjadi lebih menyentuh segala aspek (semakin luas horison/cara pandangnya). Btw, sebelum semakin nglantur … saya berpikir ledakan2x inspirasi liar ini, kadang saya diamkan bahkan hilang ditelan waktu. Tenggelaman dengan kesibukan saya melakukan riset-riset kecil sebelum menuliskan artikel komprehensif di portal strategi bisnis. Kemudian saya ada ide, bagaimana kalau ledakan-ledakan inspirasi ini saya tuangkan dalam tulisan yang sekali tuang, meluncur dan langsung bungkus dan upload. Well, saya coba ya.

Barusan, sambil menikmati kopi menyusuri alur cerita untuk keluar dari ‘zona nyaman’ yang ditulis ringan, segar dan berisi oleh trio penulis buku Death to All Sacred Cows ini, saya melihat ada seorang pemulung yang lewat dan mengecek tempat sampah. Saya pun segera keluar, sambil menanyakan apakah mau botol2x plastik minuman dan kemasan produk lain yang tidak terpakai. Gayung bersambut, tawaran saya pun diiyakan. Saya pun masuk mengambil kumpulan botol2x plastik bekas tersebut, yang memang saya kumpulkan sedikit demi sedikit jadi banyak. Tidak saja hanya dikumpulkan, namun sudah saya cuci bersih. Untuk kemudian saya berikan kepadanya.

Kalau dipikir-dipikir mungkin it’s not big deal bagi beberapa orang. Beberapa bulan terakhir, saya melakukannya. Orang lain pun bisa berpikir, dengan membuang botol bekas minuman pada tempat sampah, it’s done sama juga dengan yang saya lakukan ini. Namun apa yang saya dapat dari perenungan dari ‘ledakan-ledakan inspirasi’ menunjukan impact yang berbeda. Begini kita mulai dari supply-chain, rantai alur produk dalam siklus hidupnya. Botol/produk plastik kemasan produk setelah dihasilkan, digunakan untuk kemasan produk, kemudian setelah keluar dari pabrik akhirnya sampai ke tangan konsumen melalui distributor dan pengecer. Karakteristik barang Fast Moving Consumer Good (FMCG) yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, perputarannya (produk life-cycle nya pun cepat). Begitu habis isi produk, kemasannya pun dibuang ke tong sampah baik tong sampah di kantor, tempat umum atau di lingkungan tempat tinggal. Untuk kota (urban) masalah manajemen sampah sampai daur ulangnya merupakan big business.Jadi sudah biasa di kantor, tempat fasilitas umum dan perumahan mewah, hal pengambilan sampah pun dilakukan dengan profesional dengan jaringan dan infrastruktur modern di lapangan.

Akses! Akses ini yang membedakan dengan entitas yang saya sebebutkan sebelumnya, yaitu akses untuk mendapatkan timbunan harta karun sampah terutama bagi pemulung (saya menyebutnya praktisi dalam pengambilan sampah meski dalam sekala kecil). Dengan mengumpulkan sisa botol/kemasan serta barang bekas pantas pakai (tidak langsung dibuang), itu berarti memutus salah satu mata rantai kecil dari rantai alur biasanya di kota besar, untuk kemudian memberi kesempatan bagi pemulung untuk mengolahnya menjadi nilai keekonomian yang berdampak bagi dia dan keluarganya.

Mungkin ada yang bertanya, kalau sudah terkumpul dan tidak ada pemulung di sekitar tempat tinggalnya atau lingkungan lantas bagaimana? Ledakan-ledakan inspirasi membisikan pada saya untuk menyalurkan ke ‘bank-bank sampah’ (bukan untuk dijual namun hasilnya untuk disumbangkan) atau kalau Anda suka traveling misal bagi Anda yang ada di Jabotabek, datang lah ke daerah-daerah yang padat penduduknya atau sekitar pasar, di sana Anda akan menemukan bapak-bapak tua yang menarik gerobak yang memuat hasil kegiatan memulung, ibu-ibu tua yang menyusuri jalan mencari gelas plastik untuk kemudian memasukannya ke dalam karung plastik sintetis-nya. Untuk mencapai daerah yang jauh dari Jakarta pun sekarang bisa dicapai dengan komuter, yang akhirnya mengantarkan saya mencapai kawasan Maja, Duri (Tambora), Cibinong, Citayam, Bogor dsb. Saran saya, bungkus lah botol2x /kemesan plastik bekas yg sudah dicuci itu dengan rapi, kalau ada barang bekas pantas pakai juga bisa dijadikan satu serta sejumlah uang untuk bantu mereka. Dan satu lagi pengumpulkan uang recehan (yang tercecer), memilah-milah berdasarkan nilainya untuk kemudian menyatukannya dengan isolasi. Hasil yang terkumpul juga lumayan dan itu juga bisa bagian untuk disumbangkan.

Dari pengalaman-pengalaman tersebut mengajarkan banyak bagi saya (semoga Anda juga), seperti dapat berjumpa dan berkomunikasi dengan bermartabat (menghormati mereka, egaliter) , belajar dari perjuangan hidup mereka dan ini juga membantu (menjadi pendidikan yang tidak ternilai harganya) bagi anak-anak kita, meski dimulai dari hal yang kecil dengan perhatian (care & respect bagi yang membutuhkan) akan memberi dampak dan pelajaran yang tidak ternilai. Percayalah!

Itu yang saya bilang di awal judul artikel ini Filsofi #SSJB (Sedikit-Sedikit Jadi Bukit).

*Artikel ini pertama kali dipublikasi pada posting JM Zacharias https://www.linkedin.com/pulse/filosofi-ssjb-jm-zacharias

Image credit : JM Zacharias

Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.

Byjmzachariascom

Brewing the future: 2016 provides a room to empowering your business acumen toward technology trend.

We’re entering the new year 2016. A few years before I released the year-end edition of the article with the review of several companies in Indonesia with products and services that stand out. This time, I tried to accompany shortly before entering the new year with the article by writing a different angle that online business trends, technology trends that will boom in the coming years along with some concern that relevant to the readiness of resources (skills) following implementation strategy, if indirectly boom in 2016, but as business as usual we better to prepare business strategies and measures below long-term products was a strategic part that could be done in 2016.

Online Business Pillars

In the macro view, online business frame still have not shifted from online business pillars such:

– Sell Services Buy Products (eCommerce),

– Payments & Remittance Solution (remittance),

– Distribution Services, Online Data Management

– Content Management.

Technology Role

The role of technology provide opportunities of business dynamics such as product and market diversification and value creation opportunities followed by a new business model. Technological developments which are warmly welcomed and prospects such as:

– Cloud Computing
– Big Data
– 3D Printing
– Internet of Thing (IOT)
– Biometric
– Energy conversion

Cloud Computing

The role of information technology developments that rapidly supports the diversification of online business, such as the continuation of cloud computing technology that is starting to be used by SMEs and the next start 2016 adaptation utilizing cloud computing technology, will increasingly become a solution at the level of end-user (individual consumers) , With the shift in mind-set of the utilization of cloud technology broadly to the implementation of individual consumers, can give effect to the direction of product development to be efficient. In my mind, if the cloud computing technology has become a part of life of consumers, the development of small devices such as gadgets shape can be more compact (compact), may only lbh rely on the function of input output (I / O), memory RAM / ROM is not too big , internet connection by relying processing (ability) faster and large storage is provided centrally by cloud computing technology. Not only have positive implications for the use of more efficient components, but also gives a new option in the business model utilizing application / software in the form of leasing (membership) without having to put it in the structure of capital expenses (capex).

Big Data

Although the big data implementations have started in previous years, but with the increasing complexity and scalability of consumers, the technological capability of big data showed encouraging progress in collecting, sorting and selecting (grouping and filtering) to reliability in processing and presenting it in a comprehensive system in support operations and rapid decision-making. Intersection between capacity and demand, making the implementation of this technology can be widely adopted. With the large demand, the expected product pricing structures of these technologies become more economical.

Portable 3D-Printer

About 3-dimensional printing, the adoption of 3-D printing device technology will be absorbed more by 2016. If the steam engine became a motor of the industrial revolution to generate a mass product, I illustrate the role of 3D Printing as  driving of the industrial revolution of customisation that can be executed anyone with with tight tied budget not  capital plant such the procurement of machines. In the implementation can be in various purposes, ranging from products in 3D printed, such design cake (cake) in the form of even complex produced without limitation the minimum amount by portable 3D-printer. This is what opens the door customization business development of 3-dimensional printing for limited units till single product . A big jump, after one century heyday of the industrial revolution with limited customisation as well as the amount of product must be produced in bulk in order to achieve efficiency economically.

Technology Convergence

Other technologies are constantly being developed to be implemented on a mass product, it can stand on its own and convergence application in a sophisticated product technologies such as automatic vehicle (e.g. self-driving car as vehicle in factories, warehouses or in areas of extreme / area war fields mine), Internet-of-Things (example sensor systems, measurement and Internet communications in smart cars), big data (collect and process data comprehension and concentrated in smart cars), biometric (e.g. feature biometric retinal / finger print / face recognition as authentication for security functions on the car) as well as energy conversion (such as electric cars).

Information Technology Development

The development of IP technology which is an open platform with  broadband network,supports the implementation of other existing technology trends. I take a simple example, prior to the implementation of broadband technology in the consumer, business development Youtube yet show business prospects. At that time, the business strategy implemented goal was to maintain and increase its customer base. As soon as the infrastructure was ready by implementation of 3G, HSDPA and  4G wireless technology, followed by video streaming  booming, including  business model opportunities due to consumer demand for its services is high.

Direction of Technology Development (Skills Development & Business Strategy)

By understanding where the trend utilization technologies can be used to improve business competitiveness and assist in formulating long-term strategies, including the preparation of its resource capabilities.

Some skills have a bright prospect along with the development of technology and online business in 2016 as below:

– Design (product design, graphic and multimedia)
– Science Marketing (SEO)
– Application Programming
– Online Security

Looking business prospects with technology used, its development will require resources that are not in small numbers. We must carefully mapping the Human Resources requirement and its sustainability. This concern is not only important for the management / business owners, but also for professionals to improve their competence (competitive advantage), especially in the competition that tends to become more open, such starting tomorrow 1 January 2016, the opening of the ASEAN Economic Community (AEC).

Wishing you more blessing and more awesome contribution in this coming year.
Keep The Spirit
Happy New Year 2016

*This article also appeared in bahasa indonesia JMZacharias.Com Business Strategy Portal

Image: zirconicusso-freedigitalphotos.net

About the author: JM Zacharias (@jmzacharias) currently works as a business strategist, professional career in the fields of product, sales and marketing more than a decade. His professional career experience in various industries including retail, consumer electronics, information and telecommunications technology both Business to Customer (B2C) and Business to Business (B2B). Having diverse experience in national, multinational companies, and startup; in the areas of technology, marketing and sales management, cross-culture climate among nations in his career portfolio in the Asia Pacific region and Southeast Asia helped him enrich and widen preperspective to continue to learn and share. Communicating ideas and business strategy are some of his activities beside writing article,delivering training and consultancy activities. Detailed information can be viewed on JMZacharias.Com Business Strategy & Technology www.jmzacharias.com. You can also contact him through this link

Byjmzachariascom

Ayo Kerja, Kerja dan Kerja di era Masyarakat Ekonomi ASEAN #MEA

Tidak terasa 3 hari berlalu di tahun 2016, untuk hari Senin ini memulai ritme kesibukan awal minggua pertama tahun baru 2016, setelah berlibur sejenak menyambut tahun baru. Namun kali ini tidak seperti awal tahun baru biasanya, tidak saja dengan tantangan baru, menunggu kejutan-kejutan apa di sepanjang tahun ke depan, awal tahun baru 2016 juga menjadi tonggak pemberlakuan secara resmi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Perbincangan tentang MEA pun telah mengemuka selama 2 tahun terakhir dan intensif di tahun 2015. Berbagai kesiapan dari pemerintah (pemerintah pusat dan pemerintah daerah bersama dengan berbagai elemen terkait baik swasta, institusi pendidikan, asosiasi terkait dll. Baik dalam mempersiapkan infrastruktur, kebijkan dalam skema-skema berikut sektor mana yang siap saat MEA diberlakukan saat ini (5 sektor jasa dan 7 sektor profesi di bidang produksi) dengan disusul rencana berikutnya di masa mendatang. Dalam berbagai kesempatan saat ditanya tentang kesiapan kita (Indonesia) terhadap MEA, saya selalu menjawab harus siap. Hal ini berkaitan dengan komitmen MEA yang telah disusun, dipersiapkan dan diputuskan menjadi komitmen bersama, yang telah melewati proses-proses dalam kurun waktu beberapa tahun sebelumnya, termasuk telah mendapat ‘insentif’ waktu penundaan pemberlakuan yang sejatinya direncanakan 1 Januari 2015, kemudian dimundurkan satu tahun berikutnya. Jadi memang semestinya kita harus siap, mau tidak mau, harus siap. Harus siap berarti ‘kerja, kerja, kerja!’ senada dengan yang diserukan Presiden Joko Widodo.

Pada artikel ini saya akan membahas benang merah yang sampai saat implementasi MEA di tahun pertama ini masih dan sangat relevan seperti Pesimisme-Skeptism yang berhubungan dengan kekuatan dan kesiapan yang berhubungan dengan pemberlakuan MEA. Dalam hal ini saya hanya membahas tentang hubungannya dengan manusia Indonesia.

Pesimisme-Skeptisme

Dalam berbagai kesempatan tidak resmi sebelumnya, saya pernah menanyakan pada petugas level pelaksana di lapangan, tenaga kerja terampil seperti pekerja informal mandor, tukang bangunan, dll. Mereka tidak mengetahui program ASEAN seperti MEA termasuk terkait dengan sertifikasi yang menjadi sesuatu strategis dalam konteks pasar terbuka yang kompetitif ini. Apakah ini berkaitan dengan kesenjangan informasi dimana MEA menjadi konsumsi pembicaraan masih didominasi bagi pribadi dengan latar belakang pendidikan, pekerjaan dan pemangku bidang usaha yang akan berhubungan langsung atau pada tingkatan piramida menengah ke atas saja?

Meski kampanye pemerintah sudah digalakkan dengan program yang didukung oleh swasta, institusi terkait, asosiasi dll, agar program tersebut sampai ke masyarakat, seperti pelatihan dan penyetaraan mutu (sertifikasi) namun mengingat populasi negara kita yang cukup besar. Hal yang menjadi perhatian seperti berapa besar prosentasi target yang telah terjangkau dengan program terkait.

Ketidaktahuan (kurangnya informasi) tentang MEA serta sebarapa jauh peran terkait dari pemangku kepentingan di dalam negeri (pemerintah), menimbulkan ketakutan (pesimistis) dan atau sikap skeptis terhadap segala sesuatu terhadap MEA ini. Hal ini merupakan faktor strategis yang berkaitan dengan kesiapan yakni faktor manusianya, selain program, kebijakan, infrastruktur pendukung lainnya.

Mengenai kurangnya informasi yang menimbulkan pesimistis terhadap beberapa skenario yang berdampak merugikan atau skeptisme terhadap MEA apakah akan memberi dampak positif. Mari kita melihat dari konsekuensi dari pelaksanaan komitme bersama ini dalam bagian skenario di bawah ini.

Skenario

Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN ini memberi konsekuensi sekaligus kesempatan, seperti
– Arus Masuk (Inbound flow), masuknya pemain dari negara lain ke dalam negeri
– Arus Keluar (Outbound flow), kesempatan ekspansi ke negara-negara ASEAN lainnya

Ketakutan (pesimisme) yang muncul, terkait dengan pasar terbuka masuknya barang dan jasa tenaga terampil dari luar negeri. Di sisi lain, sikap skeptis yang muncul karena dimensi pemikiran sempit pada persaingan bebas beserta keuntungannya yang lazim bagi kegiatan bisnis, pasca membuka diri market dalam negeri. Dalam hal ini dimaknai Indonesia sebagai negara dengan market yang besar dibanding negara lain berikut dengan untung ruginya dari komparasi marketnya. Pemikiran yang cukup kritis ini harus diperlebar horison pandangannya agar berimbang dan produktif jika tidak, akan menjadi ‘jebakan yang mematikan.’

Untuk melihat sisi yang lebih luas, itu dimulai dari tujuan dan semangat negara-negara anggota ASEAN merumuskan program MEA ini, yakni untuk meningkatkan peran regional ASEAN dalam bidang ekonomi, dalam ini akan berkontribusi bagi market regional ASEAN yang lebih punya prospek dibandingkan dengan negara dan kawasan regional lainnya. Regulasi yang selaras MEA, infrastruktur yang saling mendukung, kesiapan market beserta SDM-nya yang pada akhirnya membantu dalam penyebaran produk dan tenaga pendukung yang dipasok MEA.

Berkaitan dengan ukuran market kita yang besar, dengan menggunakan sudut pandang pemikiran positif (optimis) skenario yang bisa diaplikasikan dan memberi kontribusi positif seperti deskripsi skenario berikut. Dengan market yang besar market domestik kita, memberi sisi positif pendukung seperti sisi efektitas adaptasi dan konsolidasi untuk market sebesar Indonesia. Kita sudah siap dalam kurun waktu yang cukup lama dengan aspek dari market kita mulai dari geografi, demografi dll, kita sudah punya pijakan yang kuat di market dalam negeri berikut dengan ikatan dengan target konsumen kita. Kita sudah menguasai market domestik dan distribusi dari market negara kepuluan ini. Meski demikian, kita tetap harus meningkatkan keunggulan kompetitif senantiasa berkaiatan dengan kompleksitas kompetisi nantinya, meski di pada market domestik sekalipun saat mulai ramai dibanjiri dari luar. Di sisi lain, tentunya kesempatan kita untuk masuk ke market domestik setiap negara anggota ASEAN lain dengan yang ukuran market yang tidak sebesar market domestik kita, memberi keuntungan efisiensi usaha persiapan berikut implementasinya dibanding negara lain yang masuk ke market yang besar sekali seperti market dalam negeri kita, meski kompleksitas di masing2x market terdiri dari banyak variabel dan mempunyai karakteristiknya masing-masing. Jika ada pandangan skeptis muncul, seperti apa untungnya kalau market masing-masing negera lain MEA kalah besar dari market dalam negeri kita. Kembali kita harus melihat peran strategis dari inisiatif MEA ini, kolaborasi dari negara anggota ASEAN. Kolaborasi dari komulatif market semua negara ASEAN dari sisi ini sangat terlihat nilai strategisnya. Kalau ingin melihat analoginya seperti negara-negara Eropa yang menjadi kekuatan baru dalam ‘Uni Eropa’ dimana inisiasinya dimulai dari Masyarakat Ekonomi Eropa selama beberapa tahun sebelumnya.

Di sisi lain saat kita masuk ke outbound flow, dalam hal ini  masuk ke market negara ASEAN lain. Perlu melihat beberapa faktor berikut prioritasnya. Beberapa strategi bisa diterapkan untuk outbound flow seperti masuk prioritas terlebih dahulu ke negara yang penggunaan bahasa inggris sudah lazim dalam komunikasi sehari-hari seperti Singapura, Filipina dan Malaysia, Brunei. Atau setidaknya pada market dimana dimana bahasa melayu lazim digunakan seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dapat dimulai dari industri hiburan seperti contoh Kesuksesan acara Academy Dangdut Asia di salah satu stasiun tv nasional dengan peserta dan juri, komentator dari negara serumpun melayu pada bulan November s/d Desember 2015. Selain itu dilakukan dengan memanfaatkan beberapa infrastruktur mulai jembatan, jalan yang membuka akses antar negara via jalur darat beserta serta alat transportasi di daratan alat transportasi di daratan yang menghubungkan beberapa negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam beserta kebijakan dan infrastruktur di sisi transportasi udara dan laut lintas negara ASEAN.

Untuk masuk ke market dari negara indocina seperti Thailand, Mynamar, Laos, Vietnam dan Kamboja, selain kendala bahasa lokal namun juga ragam tulisan. Justru dari sisi negara tersebut hal ini menjadi faktor yang menguntungkan, karena mudah menyesuaikan ke bahasa dengan ragam aksara/tulisan latin, dibandingkan negara lain yang tidak mengadopsi ragam aksara selain aksara latin tersebut. Bahkan ada institusi pendidikan di Thailand yang membuka kelas bahasa Indonesia, mengingat potensi dari market domestik kita. Di luar itu, dalam bisnis setiap masalah ada jalan keluar, termasuk kendala bahasa dan aksara lokal yakni dengan kolaborasi/kerjasama dengan mitra lokal. Hendaknya MEA tidak selalu dikmanai pada sisi competitiveness saja, namun semangat kolaborasi baru bersamaan karena dibuka pasar/market baru bersama yakni MEA.

Asertif

Strategi inbound dan outbound, tidak lepas dari Sumber Daya Manusia (SDM) kita. Meski SDM Indonesia sampai saat ini sudah cukup handal , namun kemampuan berkomunikasi internasional dalam bahasa inggris perlu terus ditingkatkan. Dalam hal ini, kita terkadang sudah berpuas diri bila sudah dapat berkomunikasi dalam bahasa inggris sepanjang rekan komunikasi (orang asing) dapat menangkap maksud pembicaraan kita. Perlu usaha untuk terus memperbaiki diri dari struktur kalimat (grammar), meningkatkan perbendaraan kata (vocabulary) agar penggunaan kata dalam kalimat sesuai dengan konteksnya serta ditambah jargon dan idiom umum yang kerap digunakan dalam digunakan dalam komunikasi sehari-hari maupun secara formal.

Selain itu, tingkat kepercayaan termasuk saat berkomunikasi perlu ditingkatkan. Dalam hal ini kemampuan untuk berani bersikap/mengemukakan pendapat (asertif). Dalam beberapa kelas yang saya ajar baik di lingkup domestik maupun di negera lain, masih ada saja orang kita (tidak semua memang, namun dominan) yang jika sesi di kelas lingkup domestik cukup kritis, namun saat mengikuti kelas sesi pelatihan di lingkup internasional lebih bersikap “low profile” lebih banyak diam dibanding rekan negara lain yang aktif bertanya atau mengemukakan pendapat/gagasan. Hal asertif ini penting, karena dalam kompetisi kita dituntut untuk berani tampil komunikasikan dan tunjukkan produk dan keunggulan kompetitif kita.

Di akhir dari artikel ini, tulisan yang berisi pemikiran, gagasan dan ‘ketakutan’ tersebut di atas, saya maksudkan agar memacu kita … manusia Indonesia untuk buktikan bahwa kita mampu. Ayo kita buktikan. Just Do It! Kerja, Kerja dan Kerja!

Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.

 

Byjmzachariascom

Tren Teknologi Tahun 2016 & Peluang Bisnis

Dalam hitungan beberapa jam lagi, kita akan memasuki tahun baru 2016. Jika beberapa tahun sebelumnya saya merilis artikel edisi akhir tahun dengan review beberapa perusahaan di Indonesia dengan produk dan pelayanan yang menonjol. Kali ini, saya mencoba menemani sesaat sebelum memasuki tahun baru dengan artikel dengan angle penulisan yang berbeda yakni tren bisnis online, tren teknologi yang akan booming di tahun mendatang beserta beberapa perhatian yg relevan terkait dengan kesiapan sumber daya (ketrampilan) berikut strategi implementasinya. Kalau pun tidak langsung booming di tahun 2016, sebagai pelaku bisnis mempersiapkan strategi dan langkah bisnis berikut produk jangka panjang pun merupakan bagian yang strategis yang bisa dilakukan pada tahun 2016.

Bidang Penyangga Bisnis Online

Dalam gambaran makro, frame bisnis online masih belum bergeser dari  penyangga bisnis online yang meliputi layananan:

– Jasa Jual Beli Produk (eCommerce),

– Solusi Pembayaran &

– Pengiriman Uang   (remittance), 

– Sistem Distribusi & Warehousing, 

– Pengelolaan Data Online

– Content Management.

Peran Teknologi

Peran teknologi memberi peluang dinamisasi bisnis seperti diversifikasi produk dan market serta peluang value creation diikuti model bisnis baru. Perkembangan teknologi yang cukup hangat dan berprospek mulai dari:

  • – Cloud Computing
  • – Big Data
  • – Portable 3D Printer
  • – Internet of Thing (IoT)
  • – Biometric
  • – Konversi Energi

 

Cloud Computing

Peran perkembangan teknologi informasi yang pesat mendukung diverfikasi dari bisnis online, seperti kelanjutan teknologi cloud computing  yang saat ini sudah mulai dimanfaatkan oleh UKM. Ke depan mulai 2016 adaptasi pemanfaat teknologi komputasi awan ini, akan semakin menjadi solusi pada tingkat end-user (konsumen perorangan). Dengan pergeseran mind-set pemanfaatan teknologi awan implementasi secara luas sampai pada konsumen perorangan, dapat memberi dampak bagi arah pengembangan produk yang menjadi efisien. Dalam benak saya, jika teknologi komputasi awan ini telah menjadi bagian hidup dari konsumen, pengembangan piranti kecil berupa gadget bentuknya bisa menjadi lebih compact (ringkas), mungkin hanya lebih mengandalkan fungsi input output (I/O), memori RAM/ROM tidak terlalu besar, koneksi internet dengan mengandalkan pemprosesan (kemampuan) yang cepat  dan penyimpanan yang besar yang disediakan terpusat oleh teknologi komputasi awan. Tidak saja berimplikasi positif bagi penggunaan komponen yang lebih efisien, namun juga memberi opsi baru model bisnis dalam memanfaatkan applikasi/perangkat lunak dalam bentuk penyewaan (membership) tanpa harus memasukannya dalam struktur biaya modal (capex).

Big Data

Meski Big Data implementasinya telah dimulai pada tahun-tahun sebelumnya, namun dengan meningkatnya kompleksitas dan skalabilitas konsumen, kemampuan teknologi Big Data menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dalam mengumpulkan , memilah dan memilih (grouping dan filtering) sampai kehandalannya dalam memproses dan menyajikannya dalam sistem yang komprehensif dalam mendukung kegiatan operasional dan pengambilan keputusan secara cepat. Persinggungan (interseksi) antara kemampuan dan permintaan (demand), membuat implementasi dari teknologi ini dapat diadopsi secara luas. Dengan permintaan yang besar, diharapkan struktur harga produk dari teknologi ini menjadi lebih ekonomis.

3D Printing

Khusus untuk cetak 3 dimensi ini, adopsi teknologi perangkat cetak 3 dimensi (portable 3D-printer) akan terserap lebih banyak tahun 2016. Jika mesin uap yang menjadi motor revolusi industri untuk menghasikan produk massal, saya mengilustrasikan peran Portable 3D Printer ini menjadi motor revolusi industri kustomisasi yang dapat dilaksanakan siapa saja dengan pemodalan tidak sebesar modal pabrik seperti pengadaan mesin. Dalam implementasinya bisa dalam bermacam tujauan, mulai dari menghasilkan produk dalam bentuk cetakan 3 D, desain kue (cake) dalam bentuk yang rumit sekalipun yang dihasikan tanpa batasan jumlah minimum dengan portable 3D printer. Hal ini lah yang membuka pintu berkembangnya bisnis kustomisasi cetak 3 dimensi ini dalam jumlah satu-an sekalipun. Sebuah lompatan besar, setelah satu abad kejayaan revolusi industri dengan keterbatasan kustomisasi serta  jumlah produk pun harus diproduksi secara massal untuk mencapai efisiensi keekonomiaannya.

Konvergensi Teknologi

Teknologi lainnya yang terus dikembangkan untuk diterapkan pada produk massal, bisa berdiri sendiri dan konvergensi penerapannya dalam suatu produk unggulan seperti teknologi kendaraan otomatis (contoh self-driving car/kendaraan tanpa awak sebagai alat transport di pabrik/gudang atau di daerah ekstrim/area perang ladang ranjau), Internet-of-Thing (contoh sistem sensor, pengukuran dan komunikasi internet pada  mobil pintar), big data (mengumpulkan dan memproses data secara komprehensi dan terpusat pada mobil pintar),biometric (contoh fitur biometric retina/sidik jari/face recognition sebagai autentifikasi untuk fungsi security pada mobil) serta konversi energi (seperti mobil listrik).

Perkembangan Infrastruktur Teknologi Infromasi

Perkembangan teknologi  IP yang merupakan platform terbuka dengan kecepatan pita lebar (broadband) membuka implementasi tren teknologi yang ada. Saya ambil contoh sederhana, sebelum implementasi teknologi pita lebar sampai di konsumen, perkembangan bisnis Youtube belum menunjukkan prospek bisnis. Saat ini, tujuan strategi bisnis yang diterpakan adalah menjaga dan meningkatkan customer base-nya. Begitu secara infrastruktur siap dimulai dari perkembangan teknologi nirkabel 3G, HSDPA sampai teknologi 4G, booming video streaming berikut peluang model bisnis yang bisa dikembangkan mengingat demand konsumen terhadap layanan yang tinggi.

Arah Perkembangan Teknologi (Pengembangan Ketrampilan & Strategi Bisnis)

Dengan memahami kemana arah tren teknologi yang pemanfaatannya dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing bisnis serta membantu dalam perumusan strategi jangka panjang, termasuk penyiapan kemampuan sumber dayanya.

Beberapa ketrampilan yang mempunyai prospek cerah di tahun 2016 seiring dengan perkembangan teknologi dan bisnis online:

  • – Desain (desain produk, grafis dan multimedia)
  • – Science Marketing (SEO)
  • – Pemograman Aplikasi
  • – Online Security

Melihat prospek bisnis berikut teknologi yang digunakan, perkembangannya akan membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit. Jika secara cermat dapat memetakan kebutuhan dan ketersediaan SDM berikut keberlanjutannya, tidak saja penting bagi pimpinan/pemilik bisnis, namun juga bagi profesional untuk meningkatkan kompetensinya dalam meningkatkan keunggulan kompetitif. Terlebih di dalam persaingan yang menjadi lebih terbuka, mulai esok hari 1 Januarti 2016 terbukanya pasar ASEAN Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Selamat Tahun Baru  Januari 2016

*image credit: jackthumm,freedigitalphotos.net

Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.

 

 

 

Byjmzachariascom

Product momentum with its impacts

Talking about speed and momentum, I remember my first experience while still engaged in the development of mobile products of one prominent of cellphone maker Siemens Mobile. Around July 2003, in Indonesia we’ve been doing some testing of SX1 smartphone (pilot samples). SX 1 was the successor of Siemens Mobile first touchscreen by stylus pen SL45 45 (one of Siemens 45 series among the whole Siemens Mobile products at that time ).

The target release of SX1 in Indonesia was around the beginning of 2004, but there was rescheduled. At the same time, February 2004 competitor Nokia has just released the Nokia 6600 smartphone in Indonesia market that playing in the same class with SX1 and marked its presence as the first smartphone gets outstanding response.

Quite could be predictable, its ripple effect to smartphone market momentum at the time. Of course, N6600 smartphone reap large portion of the smartphone market cake that time, while other vendors have not been formally launched mobile phones in its class.

Then couples month later SX1 smartphone was launched a few months later, with retail price of IDR 4.3 million per unit (around USD 480). Inevitably face the N6600 smartphone had a strong foothold in the market and the customer side (top of mind) at retail price that several times down to 3.6 million per unit (around USD 400). Disparities retail price considerably became a dominant factor in the domestic market that time besides another value proposition such  quality of products and other factors.

Learning from that experience mentioned above, the speed factor is indeed a significant factor, but this article just focuses on the momentum factor as an important factor in business. Preparing, processing good products in production line with less time consuming would contributing cost significantly, but it was not enough! The main question : Does the product was launched at the right time? This is where momentum plays an important role.

The speed factor should synergize with momentum. More precisely how to set the pace at the right moment. It’s about how to get right timing. It is not easy nor difficult to determine the right moment through the experience. The sensitivity to the momentum it can be honed.

Momentum is itself plays role as important variable that determine:

– Does the process need to be speeded up?

– Or slowed?

– Or already on track (on time)?

Speed is important, as well as timeliness (momentum) as a strategic factor that must be owned and honed capability from time to time.

*This article originally appeared on jmzacharias.com/momentum-produk in bahasa Indonesia.
*image credit: Zuzzuillo-freedigitalphotos.net

——

About the author: JM Zacharias (@jmzacharias) currently works as a business strategist, professional career in the fields of product, sales and marketing more than a decade. His professional career experience in various industries including retail, consumer electronics, information and telecommunications technology both Business to Customer (B2C) and Business to Business (B2B). Having diverse experience in national, multinational companies, and startup; in the areas of technology, marketing and sales management, cross-culture climate among nations in his career portfolio in the Asia Pacific region and Southeast Asia helped him enrich and widen preperspective to continue to learn and share. Communicating ideas and business strategy are some of his activities beside writing article,delivering training and consultancy activities. Detailed information can be viewed on JMZacharias.Com Business Strategy & Technology www.jmzacharias.com. You can also contact him through this link