Tag Archive media sosial

Byjmzachariascom

7 hal penting komunikasi brand lewat media sosial

Beberapa hari lalu saya menulis tentang iklan suatu brand yang konsisten hadir dalam iklan setiap special season-nya (bulan puasa) dan mendapat respon positif di sosial media. Melalui riset kecil termasuk pengamatan di lapangan, iklan Above The Line (ATL) tersebut memberi dampak pada penjualan (sales lead) selain respon viral di media sosial. Yang menjadi tanda tanya, meski dengan respon viral yang menggembirakan, namun tidak [belum] terlihat akun resmi dari perusahaan brand tersebut yang memfasilitasi viral media sosial tersebut.

Di saat jalur komunikasi yang berubah sejak boomingnya Web 2.0 dalam hal ini kanal media sosial dengan komunikasi yang lebih horizontal dan viral yang menjadi kekuatan penopang utama. Strategi marketing pun masuk ke kanal media sosial secara signifikan pada aktifitas planning dan budgeting bagi program aktivasi pad kanal media sosial. Lalu bagiamana respon konsumen berkaitan pendekatan brand beserta program marketingnya? Ada satu rilis baru-baru ini yang menarik emarketer.com (survei Maret 2015) di kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia menunjukkan mayoritas responden konsumen Indonesia senang mem-follow akun media sosial brand seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

190799

Setelah memperhatikan aspek yang penting dan juga mendorong implementasi [kesuksesan] program marketing online dalam hal ini melalui kanal media sosial, ada 7 hal utama yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan program marketing lewat kanal media sosial.:

1. Konsistensi nama akun media sosial

Seperti halnya domain website (*.com, *.web.id dll) yang tidak saja berfungsi sebagai alamat online dalam pencarian dan sentral kegiatan online, namun dalam perkembangan waktu bertransformasi juga sebagai branding di ranah online. Tidak terkecuali akun media sosial yang merupakan akses lain dari media online. Konsistensi penulisan nama akun (username, @) media sosial pun harus diperhatikan  agar tidak membingungkan konsumen saat mengakses berbagai akun media sosial, sekaligus menjadikannya sebagai penguat branding.

2. Karakterisitik fungsi tiap media sosial.

Penggunaan berbagai media sosial tidak saja menambah akses kanal komunikasi, namun juga menawarkan kustomisasi fungsi sesuai dengan karakteristik keungggulan dan karakterisik pengguna dari masing-masing media sosial. Jika penggunaan semua kanal media sosial dengan diisi konten yang sama dan juga dalam pendekatan sama (konten copy-paste), dapat menimbulkan kebosanan dan kebingungan konsumen yang mengakses beragam jenis media sosial yang berbeda sekaligus (contoh Twitter, Facebook, Youtube dll) dengan konten yang sama, akan tumpang tindih informasi yang sama dengan bahasa dan pendekatan komunikasi yang sama dari berbagai kanal tersebut. Hal ini tidak dimaksudkan menghilangkan konten penting yang harus ditampilkan pada semua media sosial, namun lebih ke arah diversifikasi pendekatannya yang lebih beragam [disesuaikan karakteristik media sosial dan penggunanya] dengan tetap konsisten pada tujuan dan pesan yang dikirimkan tetap sama. Pada saat bersamaan dengan respon konsumen yang tinggi, kanal media sosial pun tidak saja berfungsi sebagai kanal branding dan komunikasi saja namun juga melebar pada layanan konsumen. Pada titik ini bisa jadi titik kritis ketidaksiapan bagi beberapa brand dalam merespon konsumen dengan berbagai maksud dan tujuannya (bertanya, komplain dll).
Garuda pun akhirnya membuat akun twitter tambahan layanan pelanggan (@Garuda_Cares), akun untuk program promo @Garuda_Promo, akun untuk kategori khusus spt sponsor & fans klub bola Liverpool FC @LFCGaruda melengkapi akun perusahaan yang sudah ada u/ info umum (@IndonesiaGaruda). Begitu juga akun twitter OLX Indonesia (@OLX_Indonesia dan @OLXID_Care

3. Komunikasi dua arah (Web 2.0)

Media sosial bangkit dengan kekuatan web 2.0 yang memungkinkan komunikasi dua arah, yang memungkinakan pembaca (viewer) dapat cepat dan mendapat tempat dalam merespon status/informasi yang dibaca/dilihat. Media sosial pun menopang eksistensi komunikasi horisontal yang tentu memberi warna baru dari komunikasi vertikal seperti komunikasi iklan above the line dsb. Memang platform web 2.0 dalam hal ini media sosial berkembang cepat sebagai sarana untuk berkomunikasi yang lebih flat secara timbal balik dan cepat, sehangga dalam perkembangannya terus bertumbuh cepat dan membentuk jaringan yang semakin besar dan terus menjangkau kumpulan jejaring lainnya. Hal ini lah serta potensi meraih perhatian (awareness) dan sebagai media menjaga hubungan dengan pelanggan (customer engagement) yang menarik brand untuk terjun dalam progran marketing online melalui media sosial.

Berdasar pengamatan saya tidak semua media sosial brand yang eksis punya kebijakan [siap] untuk berinteraksi dengan konsumen (komunikasi dua arah) termasuk menampilkan saran/usul konsumen pada time line di luar program yang telah direncanakan. Berdasar pengamatan saya ada satu akun media sosial yang dapat dijadikan contoh dalam komunikasi dua arah salah satunya brand buah-buahan SunPride pada kanal akun twitternya @SunprideID yang turut memberi ruang gerak konsumen yang memberi informasi pada time line-nya baik dalam bentuk retweet ataupun respon melalui reply. Hal ini jauh lebih baik dari apa yg dilakukan oleh beberapa akun brand lain yang meski melakukan komunikasi dengan konsumennya melalui pertanyaan seperti curah pendapat terhadap tema hashtag (#) tertentu yang menjadi program aktifasi, setelah respon komentar-komentar yang masuk, kemudian hanya dibiarkan bertengger tanpa mendapat respon balik, yang terjadi hanyalah komunikasi satu arah.

TwitPisangNadal
4. Kesiapan akses 24/7

Booming-nya internet membuka akses yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu (24/7, 24 jam selama 7 hari setiap minggunya). Karakteristik itu membuat demand konsumen yang melakukan kontak (bertanya atau mengajukan komplain) memiliki tuntutan respon yang cepat dan tepat. Saya pernah melakukan berapa kali kontak melalui akun resmi dari beberapa perusahaan nasional dan dunia sekalipun, namun tidak mendapatkan respon meski saat itu saya hanya memberikan saran konstruktif. Kesiapan 24/7 tidak saja membutuhkkan tindakan respon yang cepat, namun juga monitoring berkaitan dengan respon konsumen di media sosial dapat dipantau secara real-time. Brand minuman Gatorade di AS memiliki semaacm command room untuk memantau kondisi terkini dari respon dari stategi online marketing sampai di kanal media sosial sekalipun. Bahkan Twitter sendiri sekarang sudah menyediakan analytics tool-nya untuk keperluan monitoring aktivitas twitter kita beserta pengukuran dan perhitungan responnya seperti contoh tampilan di bawah ini:

ContohTwittrAnalytcs640x302

Kesiapan 24/7 lebih diutamakan untuk bisnis dengan karakteristik operasional 24/7 termasuk lintas waktu (lintas negara) salah satunya bisnis penerbangan, pelayaran, perdagangan internasional. Selama ini untuk bisnis lainnya diterapkan jam operasional untuk respon layanan pelanggan (customer care) mengikuti jam operasional kerja (hari dan jam kerja).

5. Pendekatan responsif dan humanis.

Dalam komunikasi dengan follower, pola  komunukasinya pun sebagaimana karakteristik media sosial yang flat (horisontal) casual (tidak kaku) dan komunikasi timbal balik memberi ruang konsumen untuk merespon (web 2.0). Media sosial pun tidak bisa tidak hanya berkisar pada program marketing. Komunikasi timbal balik (web 2.0) memungkin konsumen untuk merespon (baik dlm bentuk saran, pertanyaan atau keluhan). Untuk layanan pelanggan melalui media sosial setelah komunikasi responsif dilakukan dengan tidak lupa untuk memberi nama dari petugas CS yang bertugas (yang berkomunikasi saat itu). Hal ini diterapakan dengan baik oleh CS Garuda pada akun (@Garuda_Cares) dan @LazadaID.

6. Otentik (Authentic)

Dalam istilah komunikasi, otentik (authentic) dimaksudkan apa yang disampaikan apa adanya, tulus dan tidak ada kepura-puraan. Dalam hal ini jika bisnis UKM atau start-up biasanya komunikasi ditangani langsung oleh sang pemilik. Boleh dikatakan sang pemilik/pendiri yang tahu DNA (roh-nya) bisnis dan perusahaan yang dipimpin yang secara langsung maupun tidak langsung harus dijaga dalam strategi brandingnya juga. Biasanya untuk bisnis dan perusahaan yang telah berkembang dengan ukuran besar. Penanganan dan operasionalnya tidak selalu oleh sang pemilik. Tantangannya bagaimana karyawan yang bertugas dapat meresapi DNA bisnis dan perusahaannya dalam menjalankan komunikasi brandingnya dan dalam akun media sosial akan sangat nyata terlihat (dalam bentuk komunikasi timbal balik). Lalu bagaimana caranya, salah satunya lewat dengan budaya perusahaan dimana didalamnya ada nilai-nilai, visi perusahaan. Disisi lain dalam branding, strategi ini dapat diterapkan untuk level perorangan (personal branding) yang lazim bagi figur publik (artis, pengarang, politikus, tokoh, olah ragawan dll). Era keterbukaan dan partisipasi dalam komunikasi yang menjadi horisontal ini, para figur publik pun membuka kanal komunikasi via media sosial. Namun lantaran kesibukan dan keengganan untuk meluangkan waktu berkomunikasi dengan followernya, komunikasi figur publik pun ditangani oleh tim (admin). Ini seperti yang terlihat beberapa tahun terakhir seperti pada akun twitter @BarackObama yang ditangani oleh admin.

.

Memang tidak salah, namun keterbatasan untuk berkomunikasi lugas dan timbal balik dengan spontan menjadi hambatan untuk menjadikan kanal media sosial yang mendekatkan diri dengan follower dalam komunikasi yang riil, apa adanya, bebas dari formalitas dan tentu saja konstrain waktu dalam merespon. Baru beberapa waktu kemudian sang presiden bisa langsung ngetwit sendiri dengan akun @POTUS sesuai dengan callsign sang presiden yang biasa diberikan oleh pengawalnya Secret Service. Simak twitnya pertama per tanggal 18 Mei 2015

7. Relevansi

Sama seperti pendekatan komunikasi lainnya, relevansi merupakan bagian yang strategis. Dalam hal ini relevansi yang dimaksud tidak saja dari sisi konten (what) namun relevan pada siapa target market viewer/konsumer (who), cara pendekatannya (how), waktu (when dan where) saat komunikasi dilakukan ada alasan yang tepat (why) pendekatan-pendekatan di atas di lakukan.
Kalau berbicara tentang konteks secara keseluruhan aspek di atas sudah banyak contoh dapat dilihat penerapannya oleh brand-brand dalam implementasi pendekatan media sosial mereka. Mulai dari pemanfaatan berbagai media (video, infografik) dengan berbagai konten (inspirasi, informasi, tips dll), relevasi kebutuhan sehari-hari (frekuensi keberadaan aktifitas harian: pagi, siang, sore dan malam), menyambut season2x tertentu (akhir pekan, hari besar, libur panjang), aktualisasi diri yang relevan dengan semangat dan interest target market (hobi, program sosial) dsb.

Bahkan produsen minuman Coca Cola di Indonesia mempunyai semacam tim (in house social media team) dan lab tempat riset untuk keperluan melihat tren apa yang menjadi perhatian khalayak yang juga menjadi perhatian konsumennya sebagai target marketnya. Pendekatan melihat apa yang terjadi dengan segala aspek sosial bisa dibilang mirip (mengadopsi) pendekatan etnography dalam menyusun strategi target market pada program marketing (branding dll).

Serta dalam kondisi kritis pun (bencana), melalui kanal media sosial yang layaknya mitra komunikasi di media sosial hadir dalam konteks relasi emosional berkaitan bencana atau kecelakaan yang terjadi. Bahkan pada saat kondisi kritis tersebut, informasi yang tidak relevan namun pada waktu dan ruang lingkup tidak tepat akan mendapat protes dari netters, seperti contoh kejadian beberapa saat Malaysia Airlines MH17 jatuh di daerah Ukrania (daerah konflik antara Ukrania dan pemberontak). Saat itu dugaan sementara pesawat terkena misil. Beberapa saat setelah kejadian ada suatu tweet dari suatu maskapai ( klik ) detail beritanya) yg sdg terbang mengabarkan bahwa maskapai tersebut tidak melalui jalur rute wilayah udara Ukrania tersebut. Meskipun tidak ada relevansi langsung dengan kejadian MH17, namun konteks waktu yang tidak tepat itu lah yang membuat twit tersebut diprotes dan ditarik disertai permohonan maaf.

Pada akhirnya, jelas masih banyak poin-poin yng perlu diperhatikan. Namun dengan memperhaikan 7 hal di atas, membantu dalam mengarahkan kembali operasional strategi marketing melalui kanal sosial media. Penerapannya akan selalu berhubungan dengan konteks, kondisi di lapangan berikut karakteristik produk, brand, market, market, aspek lainnya. Kuncinya peka terhadap perubahan dan terus berinovasi.

Di bawah ini ditampilkan beberapa contoh dari beberapa poin di atas, tweet embeded dari berbagai akun sebagai berikut:

i. Contoh Pendekatan responsif dan humanis, sekaligus relevan

Pendekatan responsif dan humanis dari Liverpoll FC atas twit di bawah ini:

ii. Contoh Komunikasi Dua Arah

iii. Contoh Komunikasi Otentik.

Berita tentang respon pesepak bola David Luiz atas surat dari anak berumur 9 tahun yang menguatkan David untuk tidak bersedih dapat dilihat pada tautan ini.

iv. Beberapa twit dgn info, pesan inspiratif, kocak komunikatif dll

Komunikasi periodik pagi, siang dan malam lengkap dengan kondisi cuacu dan foto spot menarik kota Istambul Turki oleh biro pariwisata kota Istambul.

Pesan inspiratif dari Nike

Komunikatif, responsif sekaligus kocak 🙂

*Keterangan foto artikel di atas: captured dari akun twitter @Garuda_Cares

Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.

Byjmzachariascom

Iklan Sirup Marjan Mulai Marak : Tanda Bulan Puasa Sudah Dekat ?

Ada beberapa hal yang menarik tentang iklan tvc sirup marjan dengan tema ramadhan (tvc bagian ke dua, preview dibawah ini) yang makin masif frekuensinya seminggu lebih menjelang bulan ramadhan di berbagai stasiun tv terutama saat prime time dan slot waktu lain dimana pemirsa masih menyisakan perhatiannya sambil mengerjakan hal lain.

Pada hari pertama puasa kemarin waktu sedang mengantri depan kasir sebuah mini market suatu kawasan perumahan, perhatian saya langsung tersedot pada seorang Bapak yang sedang belanja 1 botol sirup hijau dengan rasa melon seperti tvc yang ditampilkan di atas. Sambil menunggu di belakangnya, mata saya kembali menyapu rak sirup minimarket yang letaknya di rak depan dekat kasir (depan pintu masuk), sirup yang dimaksud hampir ludes (tinggal 2 botol) dibandingkan ‘saudara sekandung’ sirup merah rasa cocopandan/stroberi.
Timbul pertanyaan dalam hati, apakah ini efek iklan yang masif tadi? Rasa penasaran saya menuntun saya melakukan riset kecil-kecilan di media sosial yaitu twitter. Dari hasil penelusuran, viral iklan sirup marjan dengan tema puasa sudah mulai hadir per tanggal 2 April 2015, seperti tampilan di bawah ini:

Twit yang pertama kali muncul tanggal 2 April berkaitan dengan iklan sirup marjan bertema puasa. Dari kalimat di atas tersebut: “Kalau iklan sirup marjan udah mulai.banyak muncul di tivi itu tanda bulan puasa akan segara tiba….“. Belum jelas tvc mana yang dimaksud atau twit tersebut sebagai pengingat (pemanasan) menunggu keberadaan iklan puasa sirup marjan yang selama beberapa tahun belakang konsisten menjadi penanda persiapan untuk menyambut bulan ramadan.
Awal Mei [9 Mei 2015] ada twit berkicau mengomentari tvc sirup marjan yang mulai beredar.

Menariknya iklan tvc sirup marjan dibuat dalam bentuk cerita bersambung, dan pada tvc bagian pertama ini (cuplikan di bawah ini), dibuat sebagai ‘pemanasan’ kehadiran iklan sirup marjan yang secara konsisten hadir menyambut datangnya bulan ramadhan. Pesan yang disampaikan tidak berat, namun sarat pesan visual dengan ciri konteks kegiatan atau aktifitas masyarakat Indonesia sampai lingkup keluarga yang bercengkrama sambil menikmati produk yang dikampanyekan. Dengan kreatif penegasan pesan visual melalui setting tempat, kostum dan dandanan yang kental dengan sosial kemasyarakatan yang berhubungan dengan lanjutan cerita bersambung berikutnya dan dalam hal ini sebelum masuk pada iklan utama (cerita selanjutnya) dengan tema puasa dan berlanjut tema lebaran.

Di tengah maraknya viral yang berhubungan dengan iklan tvc sirup marjan dari para netters (twit2x), saya mencoba mencari akun resmi twitter yang mengelola iklan via channel media sosial. Hanya beberapa akun (sekitar 9 akun) yang menggunakan kombinasi kata/frasa sirup, marjan dan belum ada satupun terlihat sebagai akun representasi dari brand sirup marjan (cmiw). Melihat efek viral dari iklan tvc dan momentumnya yang tepat (dipersepsikan dengan baik oleh konsumen) erat hubungannya momentum bulan Ramadhan, tentu potensi mengelola efek viral dalam bentuk program aktivasi dan kampanye marketing lainnya akan sangat efektif dilakukan dengan peran serta dari tim online marketing dalam hal ini melalui kanal media sosial brand yang bersangkutan dikombinasikan dengan berbagai info yang bisa diakses melalui platform website (portal) mulai dari info produk, program aktifasi serta kampanye above the line (ATL), below the line (BTL), online dan offline campaign. Dari hasil pemantuan website (portal) khusus brand yang dimaksud belum ada, produk beserta infonya (brand yang dimaksud) hanya dikaitkan pada portal perusahaan (produsen/partner pemegang lisensi di Indonesia).
Meninggat brand yang cukup kuat apalagi saat bulan ramadhan selama beberapa tahun belakang ini, me-maintain brand awareness yang sudah top of mind ini, sebaiknya tidak hanya iklan TVC via ATL namun juga dikombinasikan lewat keberadaan via online (media sosial dan website/portal), mengingat modal respon positif viral yang timbul dengan partisipasi para netter lewat komunikasi sosial media yang melekat dengan asosiasi yang kuat keberadaan iklan sirup marjan dengan momentum bulan ramadhan.

Kembali pada potensi viral termasuk yang berpengaruh pada sales lead dan customer engagement dari iklan tvc sirup marjan, saya mencoba memilah-milah hal-hal positif apa saja yang dapat diambil sebagai pelajaran (lesson learned) dari kesuksesan iklan tvc ini, dalam beberapa poin berikut:

1. Konsistensi Dalam pemantauan saya dan eksplorasi melalui Youtube iklan sirup Marjan edisi bulan ramadhan/lebaran yang sempat tersimpan rekaman tvc-nya tercatat sejak 2010. Berlanjut dengan berbagai versi cerita setiap tahunnya (2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015). Konsistensi yang dimaksud kehadiran saat menyambut dan selama ramadhan serta saat lebaran.

2. Produk yg relevan dengan momen spesial. Dalam kesuksesan program marketing tidak hanya pada sisi komunikasi iklannya, relevansi iklannya dengan produk yang tepat sekaligus pas momentumnya pada situasi/momen spesial seperti ramadhan seperti waktu berbuka puasa dan bersilahturahmi saat lebaran. Kalau berbicara tentang produk, tidak lepas dari dukungan distribusi (ketersedian), harga, variasi produk dll. Relevansi dengan momen spesial seperti bulan ramadhan (buka puasa) dan lebaran ini, dengan konsistensi kehadirannya membuat konsumen akrab (menjadikannya sebagai pengingat ‘momen spesial’), apalagi kalau menyentuh sisi-sisi humanisme (emosional) konsumennya.

3. Penyampaian pesan yang membumi dengan target marketnya. Dengan durasi sekitar 15 detik, komunikasi efektif adalah kunci. Mulai dari kepada siapa (target market) iklan itu kita komunikasikan serta bagaimana konteksnya (waktu/momentum berikut caranya). Cara berkomunikasi dalam iklan tvc berdurasi 15 detik dengan strategi yang direncanakan dengan tepat (relevansinya) lewat tampilan visual (setting tempat, kostum, dandanan karakter/persepsi talent sesuai dengan tema), efek audio membuat otak rileks [siap] menerima pesan serta komunikasi verbal yang sarat makna. Kesemuanya itu memberi efek asosiasi agar ingat pada produk yang dikampanyekan berikut pesan yang disampaikan. Strategi pemilihan setting tema seperti aktifitas/kegiatan sosial masyarakat Indonesia yang menyentuh sampai ke tingkat keluarga, membuat iklan tvc ini dapat diterima sebagai sesuatu realita yang ada diantara ruang lingkup masyarkat sosial konsumennya. Saya menyederhanakannya sebagai pendekatan yang membumi. Dengan beragam tema settingnya, iklan tvc tidak lupa:
-menampilkan/menyertakan bentuk visual produk khususnya untuk produk tangible (baik dalam bentuk botol beserta warna sirupnya sebagai varian produknya) sebagai elemen pengingat konsumen saat belanja di depan rak botol sirup yang juga ada produk kompetitor,
-menegaskan brand [brand awareness] dan tagline [message delivery] seperti (Iklan TVC Sirup Marjan 2015 bagian pertama dan dua )

4. Menimbulkan efek viral kesuksesan iklan selain mampu mempengaruhi sales lead dalam hal ini meningkatkan penjualan (jangka pendek), juga memampukan konsumen untuk mengingat akan produk (brand awareness) baik lewat perbicangan umum (viral) dalam bentuk joke, meme dsb. Seperti beberapa twit di bawah ini: *Sekian dulu tulisan saya, have fun membaca twit-twit dan meme lucu yang beredar media sosial twitter. nb: barusan setelah artikel ini selesai ditulis, sudah ada iklan tvc bagian tiga lho di tv

*Keterangan foto artikel[bagian atas]: captured iklan tvc sirup marjan bagian dua

Tentang Penulis : JM Zacharias ( @jmzacharias ) saat ini berprofesi sebagai business strategist, berkarir profesional dalam bidang produk, sales dan marketing lebih dari satu dekade. Pengalaman karir profesionalannya di berbagai industri meliputi retail, consumer electronic, teknnologi informasi dan telekomunikasi baik Business to Customer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Dengan beragam pengalaman di perusahaan multinasional, nasional serta startup pada bidang teknologi, sales marketing dan manajemen serta iklim kerja lintas budaya antar bangsa dalam portofolio karirnya di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara turut memperkaya wawasan dan melebarkan preperspektif untuk terus belajar dan berbagi. Mengkomunikasikan ide dan strategi bisnis dilakukannya dalam bentuk artikel, pelatihan dan kegiatan konsultasi. Informasi detail dapat di lihat pada JMZacharias.Com Strategi Bisnis & Teknologi . Anda dapat mengubungi melalui tautan kami.